Buku Ajar Hanya Dijadikan Proyek
Sabtu, 19 November 2011 – 22:24 WIB
JAKARTA--Anggota Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menilai, peredaran dan penjualan buku paket ajar yang ada di sekolah sebagian besar hanya dijadikan sebuah proyek. Indikasnya, banyak ditemukan buku-buku paket ajar yang menganggur tidak digunakan dan menumpuk di perpustakaan.
"Ada yang mengatakan bahwa buku-buku paket ajar yang dibeli oleh pemerintah daerah merupakan buku-buku penerbit yang tidak laku. Sehingga, dibeli oleh pemerintah daerah yang kemudian dibagikan ke sekolah. Akhirnya apa? Bisa jadi buku itu diproyekkan," terangnya ketika dihubungi JPNN melalui telepon selularnya di Jakarta, Sabtu (18/11).
Baca Juga:
Hetifah mengungkapkan, hal ini sudah kerap kali terjadi di beberapa daerah. Akhirnya, lanjut dia, penggunaan anggaran pendidikan menjadi tidak tepat. "Kalau beli buku begitu banyak, tetapi tidak digunakan, itu berarti kan buang-buang duit saja. Sayang kan, anggarannya jadi tidak tepat guna," tukasnya.
Bahkan dirinya juga pernah menemukan bahwa banyak buku-buku paket ajar yang menumpuk di kantor Dinas Pendidikan. Padahal seharusnya, terang Hetifah, buku itu harus dibagikan ke para peserta didik di masing-masing sekolah. "Tapi kayaknya ada unsur kesengajaan kalau buku-buku itu tidak segera dibagikan ke sekolah dan para siswa," imbuhnya.
JAKARTA--Anggota Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menilai, peredaran dan penjualan buku paket ajar yang ada di sekolah sebagian besar hanya dijadikan
BERITA TERKAIT
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu