Buku Kopassus untuk Indonesia; Rahasia Pasukan Komando

Menyamar Pedagang Durian hingga Sniper Ambon

Buku Kopassus untuk Indonesia; Rahasia Pasukan Komando
Letkol Farid Makruf bersama Erastiani Asikin Natan sang egarapenulis buku 'Kopassus untuk Indonesia; Rahasia Pasukan Komando' Foto : Ridlwan/JAWA POS
Kisah-kisah humanis anggota Kopassus saat bertugas di luar negeri juga dideskripsikan. Juga saat korps baret merah itu menjadi garda depan penanggulangan bencana alam. Wanita alumnus Sastra Tiongkok, Universitas Indonesia itu mengaku hanya butuh tiga minggu untuk menyelesaikan bukunya.

"Sehari saya wawancara delapan hingga 10 prajurit, mulai pangkat terbawah sampai jenderal," katanya. Interaksi tiga minggu itu telah mengubah pandangannya tentang Kopassus. "Mereka orang-orang aneh yang mengidap adrenalin junkie, yakni orang yang bekerja sangat prima dalam kondisi stres dan dalam tekanan tinggi," katanya.

Dia mencontohkan salah seorang bintara bernama Serka Sumardi. Orang itu istimewa karena sudah 14 kali ditugaskan di medan operasi. Sedangkan rata-rata prajurit yang lain hanya empat kali. Sumardi pernah sekali ditugaskan sebagai anggota pasukan PBB di Bosnia.

"Saat saya tanya apa yang paling enak dalam penugasan, dia menjawab saat dikirim ke Bosnia karena bisa merasakan enaknya landing (mendarat). Ternyata selama 14 kali terjun operasi, dia selalu dilempar ke udara dengan parasut dan belum pernah sekalipun naik pesawat. Ini ndeso, tapi jujur," kata Esti sambil melirik Farid.

Isi buku Kopassus untuk Indonesia yang diluncurkan Kopassus TNI-AD tak sembarangan. Buku dengan desain gaul itu membuka rahasia dapur korps terbaik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News