Buku Narasi Mematikan, Ungkap Transformasi Pendanaan Aksi-Aksi Terorisme

"Saya berharap buku ini bisa menciptakan institutional memory di masing-masing lembaga tersebut, sehingga ketika seorang pejabat digantikan orang lain transfer knowledge-nya bisa lebih lancar," tambahnya.
Di samping itu, melalui bukunya tersebut Huda juga mendorong adanya desentralisasi penanganan pencegahan terorisme.
Dia melihat selama ini penanganan isu-isu terorisme terlalu Jakarta-sentris.
"Saya melihat pengetahuan antara pusat dengan daerah sangat jomplang. Padahal banyak dari kasus terorisme lahir di daerah-daerah," ujar Noor Huda.
Dia juga berharap adanya kesiapan masyarakat (community preparedness) di Indonesia menghadapi fenomena terorisme.
Dia mengutip data dari World Giving Index 2022, Indonesia menjadi negara dermawan nomor wahid di dunia.
"Tak terhindarkan, kedermawanan ini menjadi celah yang dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan mereka," kata Huda.
Ditambahkannya penggunaan narasi berkembang dan tumbuh subur bersama meluasnya kepemilikan telepon pintar sejak awal 2000-an.
Buku Narasi Mematikan yang dituliskan Noor Huda Ismail mengungkap transformasi pendanaan aksi-aksi terorisme
- Tim Deradikalisasi BNPT Berkomitmen Layani Warga Binaan Terorisme Secara Humanis
- Detektif Jubun Ungkap Perjalanan 17 Tahun Kariernya Lewat Buku
- Dulu Usut Teroris, Kini Brigjen Eko Hadi Dipilih jadi Dirtipid Narkoba Bareskrim
- Rapat Kerja dengan BNPT, Sugiat Apresiasi Zero Aksi Teror di 2024
- Laksda Edwin Ungkap Potensi Laut untuk Swasembada Pangan Lewat Buku
- Kawal Amanat Warga Jakarta, KPU Bakal Rilis Buku Janji Kampanye Pramono-Rano