Buku Narasi Mematikan, Ungkap Transformasi Pendanaan Aksi-Aksi Terorisme
"Saya berharap buku ini bisa menciptakan institutional memory di masing-masing lembaga tersebut, sehingga ketika seorang pejabat digantikan orang lain transfer knowledge-nya bisa lebih lancar," tambahnya.
Di samping itu, melalui bukunya tersebut Huda juga mendorong adanya desentralisasi penanganan pencegahan terorisme.
Dia melihat selama ini penanganan isu-isu terorisme terlalu Jakarta-sentris.
"Saya melihat pengetahuan antara pusat dengan daerah sangat jomplang. Padahal banyak dari kasus terorisme lahir di daerah-daerah," ujar Noor Huda.
Dia juga berharap adanya kesiapan masyarakat (community preparedness) di Indonesia menghadapi fenomena terorisme.
Dia mengutip data dari World Giving Index 2022, Indonesia menjadi negara dermawan nomor wahid di dunia.
"Tak terhindarkan, kedermawanan ini menjadi celah yang dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan mereka," kata Huda.
Ditambahkannya penggunaan narasi berkembang dan tumbuh subur bersama meluasnya kepemilikan telepon pintar sejak awal 2000-an.
Buku Narasi Mematikan yang dituliskan Noor Huda Ismail mengungkap transformasi pendanaan aksi-aksi terorisme
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- Desta Beri Dukungan Terkait Bukunya, Natasha Rizky: Dia Selalu Support
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta Hadirkan Majalah KATA & Kumpulan Buku Antologi
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme