Buku Pelajaran Vulgar, MUI Minta Dievaluasi

Buku Pelajaran Vulgar, MUI Minta Dievaluasi
Buku Pelajaran Vulgar, MUI Minta Dievaluasi
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Tarakan ini pun menyarankan kepada Dinas Pendidikan Kota Tarakan, agar kedepan dapat lebih selektif memilih buku teks pelajaran untuk pelajar di Tarakan, sebelum masalah bertambah besar. “Saran saya, janganlah ricuh dulu baru menyikapi. Nah ini ‘kan sudah kejadian, sudah kadung dibaca anak, biar ditarikpun sudah masuk ke dalam ingatan anak-anak. Kedepan, Dinas Pendidikan maupun pihak sekolah, harusnya menyeleksi dulu bahan pelajaran untuk dikonsumsi siswa, dan guru bidang studi pun harus menyeleksi buku pelajaran sesuai bidang studinya, diperiksa dari halaman satu hingga halaman terakhir, atau ada timlah yang memantau,” ujarnya.

Sementara itu, kepada Radar Tarakan (JPNN Grup) pihak Dinas Pendidikan Kota Tarakan mengaku bahwa untuk proses penarikan buku teks pelajaran yang dinilai vulgar tadi, cukup sulit. Pasalnya, buku teks ini sudah dianggap laik oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, karena sudah memiliki standar isi dan kompetensi. Jadi, penerbitannya sudah melalui banyak pemikiran dan kesesuaian dengan kemampuan pemahaman para siswa di tiap tingkatan.(*/mad/ndy/fuz/jpnn)
Berita Selanjutnya:
Karyawan Pabrik Gitar Demo

TARAKAN – Materi alat reproduksi manusia yang terlalu vulgar terdapat dalam buku teks pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk siswa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News