Bulan Bahasa Sastra 2021: Limola dan Rampi Menuju Kepunahan
jpnn.com, JAKARTA - Balai Bahasa Sulawesi Selatan melaksanakan berbagai upaya pelindungan untuk mencegah punahnya bahasa lokal karena menurunnya jumlah para penutur.
Salah satunya dengan melibatkan anak didik di usia dini dan remaja agar mengenal budaya dan bahasa para leluhurnya.
"Kami juga lakukan pengkajian dan konservasi terutama atas bahasa lokal di Sulawesi Selatan, yang sudah terancam punah karena sudah minimnya penutur," kata Zainab, kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dalam paparannya memperingati Bulan Bahasa dan Sastra 2021, Rabu (13/10).
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pemetaan dan vitalitas terhadap bahasa daerah yang dinilai terancam keberadaannya.
Terdapat beberapa bahasa dan budaya lokal yang statusnya kritis, yaitu bahasa Limola dan Rampi.
Keduanya memiliki indeks vitalitas hampir punah dan menuju kepunahan.
Juga bahasa Wotu, Laiyolo, dan sastra lisan Sinrilik.
Zainab mengungkapkan pihaknya melakukan kajian konservasi sebagai langkah awal penyelamatan bahasa Limola dan Rampi.
Upaya Kemendikbudristek lewat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk melestarikan bahasa, sastra lokal dari kepunahan
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- Bertemu Milenial Sidrap, Kaesang Ungkap Keunggulan Syaharuddin Alrief dan Nurkanaah
- PembaTIK jadi Instrumen Kemendikbudristek Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang AI
- Kemendikbudristek Dorong Penerapan Hidup Sehat di Sekolah
- 9 Menteri dan Wamen di Kabinet Merah Putih dari Sulsel, Ini Daftarnya
- Literasi Finansial Bisa Diterapkan Melalui Ekstrakurikuler maupun P5