Bulan Bahasa Sastra 2021: Limola dan Rampi Menuju Kepunahan
Begitu juga dalam upaya revitalisasi bahasa Rampi, Wotu, dan Laiyolo.
Masyarakat cenderung ragu menerima tim karena kondisi pandemi.
Selain itu komunikasi juga susah karena sinyal seluler tidak sampai di lokasi yang terpencil.
Dikatakannya, kondisi bahasa daerah itu saat ini tidak stabil dan termasuk kategori bahasa yang terancam punah.
Selain itu, kemunduran disebabkan oleh anak-anak sudah sangat jarang menggunakan dan menguasai bahasa ini walaupun kaum tua masih menggunakannya, tetapi jarang digunakan dalam ranah umum atau publik.
"Anak-anak sebagai usia produktif dan sebagai generasi penerus seharusnya menggunakan bahasa Rampi secara aktif baik di dalam ranah keluarga maupun di ranah publik. Mereka hanya menggunakan bahasanya dalam ranah keluarga," tutur Zainab.
Kegiatan revitalisasi bahasa ini diupayakan dengan membuat generasi muda mau menggunakan bahasa daerahnya.
Misalnya melalui lagu daerah, permainan rakyat, dan pantun.
Upaya Kemendikbudristek lewat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk melestarikan bahasa, sastra lokal dari kepunahan
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- Bertemu Milenial Sidrap, Kaesang Ungkap Keunggulan Syaharuddin Alrief dan Nurkanaah
- PembaTIK jadi Instrumen Kemendikbudristek Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang AI
- Kemendikbudristek Dorong Penerapan Hidup Sehat di Sekolah
- 9 Menteri dan Wamen di Kabinet Merah Putih dari Sulsel, Ini Daftarnya
- Literasi Finansial Bisa Diterapkan Melalui Ekstrakurikuler maupun P5