Bulan BK

Oleh: Dahlan Iskan

Bulan BK
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bung Karno sendiri lagi dalam posisi sulit. Di satu pihak ia adalah salah satu vokalis politik di blok timur. Di lain pihak ia punya hubungan khusus dengan Jepang. Khususnya dengan seorang perempuan di sana.

Otak Bung Karno di Timur. Hatinya di Jepang: khususnya pada geisha berumur 19 tahun bernama Naoko Nemoto. Bung Karno, saat itu 57 tahun, akhirnya mengawini Naoko Nemoto sebagai perkawinan keenamnya.

Anda sudah tahu: nama Naoko lantas diubah menjadi Ratna Sari Dewi. Kini 83 tahun.

Setelah memulangkan atlet itu, Djatmiko sendiri tidak pulang. Suasana politik di dalam negeri sangat kacau. Hanya 10 hari sebelum pembukaan Olimpiade itu Bung Karno dikudeta. Diungsikan ke kompleks TNI AU Halim Perdanakusuma. Lima jenderal dan dua perwira TNI-AD diculik. Dibunuh. Dimasukkan sumur di dekat Bung Karno diungsikan.

Partai Komunis Indonesia dibubarkan. Pengikut Bung Karno ditumpas. Para Sukarnois ikut jadi musuh Orde Baru.

Djatmiko tidak bisa pulang. Ia memutuskan meneruskan kuliahnya di Jepang. Mulai lagi dari awal. Ia mengambil jurusan kimia industri.

Seperti juga Djawoto, Djatmiko bukan PKI. Tetapi nama Djawoto jadi bulan-bulanan politik di dalam negeri. Ia disamakan dengan PKI. Dihujat. Dikarikaturkan. Wartawan jadi objek berita yang dihantamkan oleh wartawan Orde Baru.

Djawoto mengundurkan diri sebagai duta besar kita di Beijing. Ia mendapat suaka politik di sana. Lalu pindah ke Belanda. Jadi pengungsi politik di sana. Sampai ia meninggal dunia.

Di bulan Bung Karno ini saya bertemu Sukarnois tua. Ia pernah dipanggil Bung Karno untuk mengambil serbet makan Presiden Kruschov yang jatuh ke lantai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News