Bulan BK
Oleh: Dahlan Iskan
Beijing sendiri saat itu lagi guncang: Mao Zedong lagi melancarkan revolusi kebudayaan. Orang kota yang dianggap berjiwa kapitalis dan borjuis dikirim ke ladang-ladang pertanian di desa-desa.
Djatmiko juga tidak berani pulang. Ia terus meyakinkan Orde Baru bahwa dirinya memang Sukarnois tetapi bukan komunis.
Enam bulan kemudian Djatmiko, kelahiran Tuban dan lulus SMA di Malang, dipanggil pulang. Orde Baru yang memanggilnya pulang. Ia pulang.
Di bandara Jakarta ia ditangkap. Langsung dikirim ke rumah tahanan Guntur. Jadilah ia tahanan politik.
Dalam interogasi beruntun memang tidak ada bukti bahwa Djatmiko komunis. Setelah enam bulan ditahan, Djatmiko dibebaskan.
Justru Bung Karno yang masih terus ditahan. Djatmiko menerima pesan Bung Karno yang dikirim dari tahanan rumah. Isinya: agar perkawinan Djatmiko di tahun 1962 dibuatkan resepsi di akhir 1966.
Tujuannya: agar Bung Karno bisa punya alasan minta izin menghadiri kawinan. Agar dirinya bisa menghirup udara di luar. Juga agar bisa bertemu teman-teman lama.
Resepsi dilaksanakan. Di gedung TNI AL di Kwitang, Jakarta pusat. Tetapi keinginan Bung Karno mendapat izin tidak bisa terlaksana.