Bulan BK
Oleh: Dahlan Iskan
Sebelum itu, ketika Djatmiko masih ditahan di Guntur, CPM penjaga tahanan menerima memo dari Bung Karno. Saat itu Bung Karno masih ditahan di Istana Bogor. Isi memo: agar Djatmiko dan Ahem Erningpradja dihadapkan ke Istana Bogor.
Dua orang satu famili itu pun dihadapkan ke Istana Bogor. Ditunggui oleh Jenderal Ibrahim Aji. Tidak bisa bebas bicara.
Djatmiko sendiri, setelah bebas, tidak mengalami kesulitan hidup. Ia lantas bekerja di PT Padi Traktor. Sampai tahun 1982. Lalu diangkat menjadi general manajer di perusahaan Rahmat Gobel yang bekerja sama dengan Jepang: National Gobel.
Sebagai lulusan kimia di Jepang, dan fasih berbahasa Jepang, Djatmiko ditempatkan di divisi baterai. Bertahun-tahun ia bekerja di Gobel. Sambil menjadi sekretaris Perhimpunan Pengusaha Indonesia-Jepang yang dipimpin Gobel sendiri.
Kenangan lain dengan Bung Karno adalah saat ia di Jepang. Ia termasuk yang "menjaga" Bung Karno di sana. Termasuk dalam hubungannya dengan Dewi.
"Sayalah yang menyeleksi kalau ada wanita yang ke hotel Bung Karno," katanya. "Selama Anda di sana berapa kali Bung Karno ke Jepang?" tanya saya. "Empat kali," jawabnya.
Di akhir masa pemerintahan Presiden SBY, Djatmiko dipanggil Bappenas. Ia diminta menjelaskan soal adanya info bahwa Bung Karno memberi pinjaman pada Jepang lewat Kaisar Hirohito dan Perdana Menteri Jepang Eisaku Sato.
"Saya memang hadir di pertemuan itu. Tetapi saat tanda tangan dokumen, dilakukan di dalam ruang khusus. Saya tidak ikut masuk," katanya.