Bulgalbi Ortodoks

Oleh: Dahlan Iskan

Bulgalbi Ortodoks
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Bulgalbi Ortodoks

Puasa itu berlaku sejak tengah malam sampai tengah hari berikutnya. Maka ketika sang sopir saya ajak makan seusai salat Jumat, ia mau.

Kami berangkat meninggalkan gereja Ortodoks itu. Ke tengah kota Makelle. Parkir di depan bangunan lama. Seperti bukan restoran.

Trotoar di depan bangunan itu lagi dibongkar. Trotoar baru sedang dibangun: lebar sekali. Pakai paving model Makelle.

Di mana-mana trotoar lagi dibongkar. Pertanda ada geliat pembangunan.

Di dalam restoran itu ruangannya luas sekali. Redup. Bisa untuk 500 pengunjung. Restoran besar.

Saya tidak tahu ada masakan apa saja di situ. Saya serahkan pada si sopir untuk memesankan.

Datanglah satu baki besar. Mirip sajian gaya Arab. Isinya potongan-potongan roti, salad sayur, gulungan roti, saus dan berbagai sambal.

Tiba kembali di Makelle saya bersiap salat Jumat. Pada pukul 06.45 masjid sudah hampir penuh. Jumatan di pukul 07.00? Aneh? Bukan tengah hari?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News