Bulgalbi Ortodoks
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Puasa itu berlaku sejak tengah malam sampai tengah hari berikutnya. Maka ketika sang sopir saya ajak makan seusai salat Jumat, ia mau.
Kami berangkat meninggalkan gereja Ortodoks itu. Ke tengah kota Makelle. Parkir di depan bangunan lama. Seperti bukan restoran.
Trotoar di depan bangunan itu lagi dibongkar. Trotoar baru sedang dibangun: lebar sekali. Pakai paving model Makelle.
Di mana-mana trotoar lagi dibongkar. Pertanda ada geliat pembangunan.
Di dalam restoran itu ruangannya luas sekali. Redup. Bisa untuk 500 pengunjung. Restoran besar.
Saya tidak tahu ada masakan apa saja di situ. Saya serahkan pada si sopir untuk memesankan.
Datanglah satu baki besar. Mirip sajian gaya Arab. Isinya potongan-potongan roti, salad sayur, gulungan roti, saus dan berbagai sambal.