Bully Lebih Parah dari Kekerasan Fisik
jpnn.com, GRESIK - Kasus kematian Wahyu Setyawan, 15, mendapat atensi sejumlah pihak. Kalangan pemerhati anak berharap ada tindakan tegas dari instansi terkait. Khususnya menanggapi kasus perundungan (bullying) di sekolah.
Wahyu meninggal dengan cara tragis. Bocah asal Desa Sidojangkung, Menganti, itu gantung diri di gedung SD Nurul Iman.
"Dia korban bullying," tutur pembina Swayanaka (mahasiswa penyayang anak) Yessy Misdiana.
Yessy menyatakan, berdasarkan informasi yang didapat, siswa kelas VII SMP tersebut kerap diejek teman-temannya di sekolah.
Dia sering menyendiri. "Ada yang memanggilnya dengan sebutan Wahyu Alien. Kasihan," katanya.
Menurut Yessy, bullying lebih berbahaya daripada kekerasan fisik. Yang diserang adalah mental anak.
Selain depresi, anak menjadi minder. Dia merasa tidak percaya diri ketika hendak bergaul dengan teman lain.
Yessy berharap ada tindakan tegas dari instansi maupun dinas terkait. Minimal, ada penyuluhan terkait dengan bahaya tindakan bullying di lingkungan sekolah.
Kasus bully di kalangan remaja dan pelajar sangat berpotensi mengganggu kejiwaan dan berakibat bunuh diri
- Kolaborasi Universitas Bhayangkara dan SDN Sriamur 05, Beri Edukasi Anti-Bullying untuk Siswa
- Vincent Rompies Akhirnya Buka Suara Soal Anaknya yang Terlibat Kasus Perundungan
- Pikiran Cak Imin Campur Aduk Lihat Video Siswa di Salatiga, Tawarkan Masuk Ponpes
- Ridwan Kamil Marah dan Mengutuk Perundungan yang Berujung Kematian F
- KPAI: 6 Siswa Meninggal dan 1 Orang Lumpuh Akibat Kekerasan Sepanjang 2021
- Bang Azis Dukung Menteri Nadiem Selesaikan Masalah Serius Ini