Bulog Harus Maksimal Serap Gabah Petani
jpnn.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti kinerja Perum Bulog di bawah kepemimpinan Budi Waseso. Kinerja Bulog dianggap kurang maksimal dalam menyerap gabah petani dan menyalurkan beras.
DPR pun meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk segera melakukan audit kinerja terhadap Bulog. Jika didapati adanya kerugian keuangan negara perusahaan plat merah, tentu harus ditindaklanjuti.
"Kami serahkan ke hasil pemeriksaan BPK. Tetapi memang semua BUMN kan harus diaudit," ujar anggota Komisi IV DPR Daniel Johan kepada wartawan, Kamis (25/3).
Daniel menuturkan, Dirut Bulog Budi Waseso juga mengakui akan adanya potensi kerugian keuangan negara tersebut.
Dia menyebut jika ada sebanyak 300 ribu ton beras yang gagal jual, kemudian harga per kilogram sekitar Rp8.000, maka potensi kerugian sudah mencapai Rp 2,4 triliun.
"Makanya jangan ulangi kesalahan yang sama. Itu bukan uang APBN, tapi utang bank dengan kredit komersial. Harus benar-benar dihitung dengan baik," tandasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi mengungkap sejumlah dosa besar Bulog terhadap sektor pangan dalam negeri. Kegagalan Bulog menyerap gabah menjadikan para petani harus menjual hasilnya kepada para tengkulak.
"Sehingga ada titik waktu bagi para petani kecil yang memiliki kekosongan keuangan, karena menunggu hasil gabahnya menjadi beras dan laku di pasar," kata Dedi.
Kinerja Bulog dianggap kurang maksimal dalam menyerap gabah petani dan menyalurkan beras.
- Kunjungi Palembang, Lita Machfud Soroti Angka Tidak Sekolah Sumsel yang Tinggi
- Jaga Stabilitas Pangan, Kementan Minta Bulog Serap Gabah Petani Sesuai HPP
- Pemerintah Minta DPR Lakukan Kajian soal Kampus Bisa Kelola Tambang
- Serangga jadi Lauk Program MBG, Alifudin: Harus Dipertimbangkan
- Riyono Caping Ingatkan Bulog Fokus Serap Beras Petani, Singgung Perjanjian Kerja Sama
- Survei: Parpol, DPR, dan Polri Memperoleh Kepercayaan Terendah dari Rakyat