Bulog Harus Maksimal Serap Gabah Petani
Selain itu, daya serap Bulog juga tergolong rendah bahkan harga beli Bulog juga lebih murah dari tengkulak. Misalnya, tengkulak membeli gabah dari petani Rp 4.200 per kilogram, sedangkan Bulog hanya Rp 3.800 per kilogram.
Bulog juga tidak mampu menjual beras ke pasaran. Alhasil, beras-beras yang tersimpan di dalam gudang mengalami penurunan mutu dan membusuk. Hal itu juga berbarengan dengan tidak adanya teknologi yang apik untuk menyimpan.
Dedi beranggapan bahwa saat ini Bulog dalam posisi yang membingungkan. Satu sisi tidak bisa membeli beras, di sisi lain tidak bisa menyalurkan beras.
Sementara wacana impor beras terus bergulir. Bahkan, sampai dengan saat ini masih ada beras sisa impor tahun 2018 yang belum tersalurkan.
"Beli tak bisa, jual juga nggak bisa. Andaikan bisa beli impor, setelah impor tak bisa jual juga," ujar dia. (cuy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Kinerja Bulog dianggap kurang maksimal dalam menyerap gabah petani dan menyalurkan beras.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Pengamat Hardjuno Soroti Langkah DPR Memasukkan RUU Tax Amnesty ke Prolegnas 2024
- DPR Minta Kejaksaan Profesional di Sidang Praperadilan Tom Lembong
- KPK Incar Aset Anwar Sadad yang Dibeli Pakai Duit Kasus Korupsi Dana Hibah
- Siang Ini, DPR Pilih Lima Capim dan Cadewas KPK Pakai Mekanisme Voting
- Harapkan Semua Target Prolegnas 2025 Tercapai, Sultan Siap Berkolaborasi dengan DPR dan Pemerintah
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan