Bulog Klaim Kenaikan Harga Beras Normal, Terjadi karena Siklus Tahunan
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Bayu Krisnamurthi mengatakan harga beras kadang naik, kemudian normal kembali.
"Sudah menjadi siklus tahunan kalau kita mau mencermatinya. Itu juga terjadi pertengahan tahun lalu. Hanya saja tahun ini memang panen agak mundur karena faktor alam," ungkap Bayu seperti dikutip, Jumat (1/3).
Selain faktor alam El Nino, Bayu juga menyinggung soal kebutuhan pupuk petani yang mahal. Hal itu juga mempengaruhi produktivitas padi petani karena tidak semua kebutuhan pupuk petani terpenuhi."Tapi soal pupuk itu bukan wilayah kami. Jadi saya tidak bisa bicara banyak," kata Bayu.
Bulog mengklaim harga beras mendekati normal menjelang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah. "Jadi, masyarakat tak perlu risau," ucap Bayu.
Sebab, pasokan beras di Pasar Induk Johar Karawang mulai masuk dari Jawa Tengah yang mulai panen raya.
"Harga beras premium yang kemarin sempat tembus Rp 17 ribuan saat ini bertahap mulai turun dan kembali ke harga di kisaran Rp 14 ribuan. Begitu juga beras medium harga mulai stabil," kata Bayu.
Kebutuhan beras Indonesia pada 2024 mencapai 31,2 juta ton. Ini berdasarkan prognosa neraca pangan nasional periode Januari hingga Desember 2024 yang telah disusun oleh Badan Pangan Nasional.
Kebutuhan beras hingga Juni sudah terpenuhi. Untuk enam bulan ke depan menurut Bayu stok sudah aman. "Kebutuhan setiap tahun memang kita lakukan per enam bulan," kata Bayu.
Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi mengatakan harga beras kadang naik, kemudian normal kembali.
- Menko Pangan Akui Harga Telur Meroket Jelang Nataru
- Menjelang Nataru, Satgas Pangan Polda Jabar Pastikan Tak Ada Hambatan Distribusi Pangan
- Cadangan Beras Pemerintah Aman, Tak Perlu Impor
- Anak Buah Prabowo Yakin 2025 Indonesia Bebas dari Impor
- Mendes Yandri Sebut Alokasi Dana Desa untuk Ketahanan Pangan Tak Boleh Kurang 20 Persen
- Harga Telur Ayam Makin Tinggi, Hari Ini Sebegini