Bulog Tak Impor Beras Tahun Ini
Surplus 5,5 Juta Ton, Untung Rp 111 M
Kamis, 05 Juli 2012 – 08:31 WIB
Menurutnya, angka ramalan tersebut bisa naik bila sistem pertanian mampu berjalan dengan baik, seperti bantuan pupuk dan benih, yang berjalan dengan lancar dan tidak tersendat. "Kita harapkan 1,1 juta ton bisa dikejar untuk pengadaan. Kalau itu bisa, stok bulog akan kuat," paparnya.
Selaras dengan optimisme produksi padi tahun ini, Sutarto pun menggenjot pengadaan beras bahkan hingga Juli 2012. Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada tersebut menjelaskan, pihaknya kini tengah menerapkan paradigma baru. Yakni, stok bulog harus digenjot sebanyak-banyaknya. Berapapun harga patokan petani (HPP) beras, dan dimanapun letak lahan, Bulog harus membeli beras untuk stok.
"Sampai Mei ditarget 2 juta ton. Nanti Juli 3 juta ton. Kalau tidak mampu karena produksi, ya lain lagi. Hasilnya, Sabtu-Minggu pun, petugas Bulog tetap kerja," paparnya. "Kami tidak ingin kalau nantinya harus impor beras, itu karena stok di bulog minim. Tapi lebih kepada faktor harga dan ramalan produksi," lanjut dia.
Tercatat, hingga semester pertama 2012, jumlah pengadaan setara beras Bulog telah mencapai 2.336.217 ton. Posisi tersebut meningkat 83 persen dibandingkan realisasi penyerapan Bulog setara beras pada periode yang sama tahun lalu, sebesar 1.276.883 ton. Total realisasi pengadaan beras dalam negeri pada tahun lalu mencapai 1.742.480 ton.
JAKARTA - Badan Urusan Logistik (Bulog) optimistis tahun ini tak akan melakukan importasi beras. Hal tersebut dipacu proyeksi yang cukup positif
BERITA TERKAIT
- Mendes Yandri: Visi Prabowo untuk Ketahanan Pangan Dimulai dari Desa untuk Indonesia
- Seusai Minyak Goreng, Harga Cabai Rawit hingga Bawang Merah Naik
- Aplikasi Pemesanan AirAsia jadi yang Terbaik versi World Travel Tech Awards 2024
- Gelar Rising Stars, Bank Saqu Rayakan Satu Tahun Perjalanan
- Gantikan Posisi Wulan Guritno, Chef Juna jadi Komisaris Independen PT Lima Dua Lima Tiga
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun