Bumi yang Tidak Bisa Dihuni
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Selasa, 28 Februari 2023 – 18:58 WIB
Kemampuan adaptasi manusia termasuk yang paling hebat dibanding spesies lain di bumi, sehingga manusia mulai terbiasa dengan bencana, dan menganggapnya sebagai hal yang biasa.
Manusia menganggap hidup sekarang sebagai normal baru atau new normal.
Kenaikan suhu yang ekstrem pun akan dianggap sebagai new normal sampai akhirnya manusia kekurangan air.
Jumlah manusia yang terus bertambah menyebabkan munculnya perlombaan menyedot cadangan air dalam tanah atau akuifer.
Pertanyaannya bukan apakah air bisa habis, tetapi kapan.
Laut akan sekarat akibat rusaknya terumbu karang karena limbah manusia.
Biota laut akan mati dan nasib penghidupan setengah miliar manusia menjadi taruhan.
Panas global akan membuat udara tak bisa dihirup.
Gutteres menyatakan bahwa pemanasan global telah menjadi penyebab bencana cuaca ekstrem di seluruh dunia ini.
BERITA TERKAIT
- Menko Airlangga Dampingi Presiden Prabowo Temui Sekjen PBB, Ini yang Dibahas
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas
- Banjir Bandang di Banjaran, 500 KK Terdampak, Bey Minta Warga Waspada Cuaca Ekstrem
- ASDP Imbau Pengguna Jasa Penyeberangan Mewaspadai Potensi Cuaca Ekstrem