BUMN Diminta Hapus Stigma Buruk
Rabu, 10 Februari 2010 – 17:12 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan bisa melepas stigma buruk yang melekat di unit perusahaan milik negara selama ini. Diharapkan di era persaingan, seluruh BUMN dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat, sehingga ke depannya stigma jelek itu akan menghilang. Menurut Edy pula, jika memang suatu daerah itu bisa menghasilkan profit, tentunya pembangunan yang akan dilakukan juga bakal menghasilkan laba. Namun yang terjadi (selama ini) katanya, justru banyak yang tidak demikian. Sehingga kerugian yang ada juga secara langsung mempengaruhi keuangan negara.
Seperti dikatakan oleh Edy Prabowo, anggota Komisi VI DPR RI, fungsi sebuah BUMN pada dasarnya adalah menjembatani (kebutuhan) masyarakat. Dalam perkembangannya, pertumbuhan pun terus dialami oleh perusahaan yang ada dalam naungan BUMN. Namun perlu diingat, kata Edy, banyak juga pembangunan dan pengadaan baru sarana dan prasarana yang ternyata menjadi mubazir, karena kurangnya perhitungan yang dilakukan awalnya.
Baca Juga:
"Seharusnya Kementerian BUMN, jika ingin melakukan pembangunan bandara baru misalnya, sebelumnya sudah melakukan penghitungan untung dan ruginya. Sehingga kalau memang menguntungkan, pembangunan bisa dilaksanakan, dan bila merugikan tentunya jangan dilakukan pembangunan," tambahnya, saat RDP Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR, Rabu (10/2).
Baca Juga:
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan bisa melepas stigma buruk yang melekat di unit perusahaan milik negara selama ini.
BERITA TERKAIT
- Gelar Jumat Berkah, Raffi Ahmad & Rudy Salim Berbagi ke Anak-Anak Yatim
- Pak Kaban Tegaskan soal Syarat Honorer jadi PPPK Paruh Waktu
- Jumlah Honorer Lulus PPPK 2024 Tahap 1, Bandingkan Masa Kerja Mereka
- Tante Suami Nikita Willy Tak Menyerah, Klaim Punya Bukti Baru
- Diagendakan Bakal Diperiksa Besok, Hasto Hari Ini Berjoget Los Dol Diiringi KPK
- Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Diberi Banyak Apresiasi Saat Evaluasi Kinerja di Kemendagri