BUMN Harus Dibentengi
Bahkan, tahun ini, Direktur Utama PT Pertamina masuk Fortune 500. “Tadinya, saya perkirakan Pertamina tahun depan baru masuk. Tapi, ternyata tahun ini masuk. Malah menduduki posisi 240-an, karena labanya mencapai Rp 2 triliun tahun lalu. Selama ini, belum pernah sebesar itu,” ungkapnya.
Dahlan mengatakan, berbagai hal direvitalisasi, termasuk Garuda Indonesia. Sejak Oktober tahun lalu, Garuda Indonesia sudah mengalahkan Malaysia airlines. Saat ini, posisi Garuda Indonesia menjadi terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Singapore Airlines.
Baginya, Garuda Indonesia bukan tidak mampu mengalahkan Singapore Airlines, tetapi mengalahkan Singapore Airlines tidak bisa sekaligus, tapi di bidang-bidang tertentu. “Khusus untuk pelayanan ekonomi, Garuda Indonesia unggul. Kita cicil satu per satu,” ujarnya.
Dahlan memberikan kuliah umum selama 15 menit kepada para mahasiswa. Setelahnya, ia pun menjawab berbagai macam pertanyaan mahasiswa. Saat moderator membatasi dua penanya saja, Dahlan justru meminta empat orang untuk bertanya kepadanya.
Dahlan mengatakan, suatu negara tidak harus memiliki BUMN. “Ada negara yang besar tak punya BUMN, yakni Amerika Serikat. Inggris dulu punya, tapi habis dijual. Namun, semuanya maju. Begitupun Singapura, banyak BUMN tapi juga maju, sehingga tidak ada doktrin, harus punya BUMN untuk maju. Hanya saja di Indonesia, karena ada UUD 1945 pasal 33, maka kita mewarisi warisan Belanda,” terangnya.
Namun, Indonesia sebagai negara hukum, tidak bisa memaksa asing untuk nasionalisasi. “Kalau begitu, maka kita melanggar hukum. Tapi harus ada rundingan dan kesepakatan bersama atau menunggu kontrak habis,” ujar Dahlan. Sebagai bangsa yang beradab, Indonesia harus menghormati apa yang ditandatangani.
Terkait PT Freeport, ia mengatakan saat ini sedang memasuki re-negosiasi. Ia berharap, negosiasi kali ini berhasil untuk banyak hal mengenai keberadaan dan kontrak-kontrak yang ditandatangani. Selama ini, pemerintah tidak diam. Tapi, dalam setahun belakangan ini, pihaknya melakukan re-negosiasi.
Dahlan pun mengatakan, Indonesia tidak bisa maju apabila tidak menerima investasi asing. Bahkan, Indonesia pun menanamkan investasinya di luar negeri, seperti Vietnam dan Denmark.
SERANG – Agar dapat maju, BUMN harus dibentengi dari para pemeras dan intrevensi-intervensi. Hal itulah yang saat ini dilakukan Menteri BUMN
- Anggota Dewan ini Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Begini
- Standardisasi Kemasan Picu Kenaikan Rokok Ilegal
- Pantau Satgas Nataru Pertamina, Wakil Menteri ESDM Jamin Ketersediaan Energi di Medan
- Dirjen Laut Ingatkan Pentingnya Koordinasi yang Solid untuk Kelancaran Nataru
- PPN 12% di Depan Mata, Investor Wajib Susun Strategi yang Lebih Adaptif
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru