BUMN Ini Berencana Ubah Batubara jadi Minyak Mentah
jpnn.com - JAKARTA - PT Bukit Asam (PTBA), Tbk berencana mengubah batubara yang memiliki kalori rendah dan tidak laku dijual menjadi lebih berguna serta menghasilkan pendapatan, yakni menjadi minyak mentah.
"Nantinya setiap 9 juta ton batubara dengan kalori 1.500 akan menjadi minyak sebanyak 1 juta barel," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di Jakarta, Jumat (19/9).
Pengubahan batubara ini akan menggunakan teknologi dari Australia. Teknologi tersebut baru akan diuji coba dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Boleh dikata teknologinya sudah final. Uji coba yang kecil sudah oke dan sekarang lagi uji coba yang lebih besar lagi," ungkapnya.
Lebih lanjut Dahlan mengatakan bahwa pengembangan teknologi pengubah batubara menjadi minyak ini lantaran PTBA tengah melakukan penjajakan dengan salah satu perusahaan asing. Nantinya, PTBA akan menjadi pemegang saham sekitar 30 persen di situ.
Mengenai berapa investasi yang akan digelontorkan PTBA, mantan Dirut PLN ini enggan mengungkapkannya. "PTBA akan membeli perusahaan teknologi. Namun, saat ini masih negosiasi," katanya.
Sebelumnya, PTBA berniat mengakuisisi sekitar 15-30 persen saham Ignite Energy Resources Ltd, perusahaan batubara asal Victoria, Australia. Saat ini, PTBA tengah menyelesaikan tahapan uji tuntas terkait proyek teknologi pengolahan batubara kalori rendah agar menjadi mintak mentah. (chi/jpnn)
JAKARTA - PT Bukit Asam (PTBA), Tbk berencana mengubah batubara yang memiliki kalori rendah dan tidak laku dijual menjadi lebih berguna serta menghasilkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PT Pegadaian Resmi Jadi Bank Emas, Legislator: Langkah Positif
- Sambut Investasi Apple di Indonesia, Pemerintah Diimbau Perkuat 4 Hal Ini
- Kontribusi Koperasi Bisa Lebih Besar daripada BUMN atau Swasta
- Pertamina Hulu Rokan Catatkan Lifting Minyak 58 Juta Barel Sepanjang 2024
- Mowilex Raih Sertifikasi CarbonNeutral untuk Keenam Kalinya
- Awal Tahun, USD Hari Ini Masih Bertengger di Rp 16 Ribuan, Kapan Turun?