BUMN Ini Produksi Air Mineral dengan Kualitas Melebihi Aqua
jpnn.com - JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah memproduksi produk barunya, yakni berupa air mineral. Rencananya produk air mineral ini akan mulai dilaunching pada 15 Juli 2014.
"Kita masuk bisnis air minum karena negara mengamanatkan Pasal 33 dalam UUD 1945, bumi dan air dikuasai negara, untuk itu BUMN harus masuk ke bisnis air. Nanti tanggal 15 Juli launchingnya," ungkap Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro di kantornya, Jakarta, Kamis (26/6).
Adapun sumber air yang digunakan oleh RNI berada di pegunungan daerah Purwakarta, yang sebelumnya dikelola oleh Perum Peruri. Dalam hal ini pihaknya bersinergi dengan Perum Peruri untuk meningkatkan kapastitas pasar produksi air minum yang nantinya akan dinamakan Raja Air ini.
"Ini kerjasama dengan Peruri, konsesinya proyek ini kita bersinergi. Sebelumnya sudah ada, tapi itu kan belum maksimal, yang kelola koperasi Peruri, makanya kita sinergi," terang dia.
Raja Air nantinya akan dipasarkan di beberapa jaringan pemasaran RNI dan beberapa mini market yang sudah bekerjasama dengan RNI. Seperti Indomaret, Alfamart, Giant, Carrefour dan Warung Rajawali.
Ismed klaim Raja Air ini nantinya akan memiliki kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan produksi brand ternama, yakni Aqua. "Yang pasti airnya lebih baik dari Aqua, karena itu air pegunungan bukan air tanah, Aqua kan air tanah," pungkasnya. (chi/jpnn)
JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah memproduksi produk barunya, yakni berupa air mineral. Rencananya produk air mineral ini akan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Mantap! Unilever Indonesia Raih Penghargaan di Ajang CSA Awards
- Bea Cukai Tindak Rokok Ilegal di Kendari, Selamatkan Potensi Kerugian Negara Ratusan Juta
- Prudential Indonesia Berdayakan Lebih dari 20 Juta Perempuan Cerdas Kelola Keuangan
- Bea Cukai Tinjau Langsung Proses Bisnis Perusahaan Ini
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar