BUMN tak Akan Bangkrut Garap Proyek Meski Rupiah Melemah
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Christian Wibisono menilai badan usaha milik negara (BUMN) tidak akan bangkrut saat menggarap proyek meski nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Menurut Christian, BUMN telah memiliki jaminan hitungan keuntungan ketika sudah beroperasi.
"Tercapainya titik keseimbangan nilai tukar rupiah dapat dilihat melalui peningkatan ekspor dan mengurangi jumlah impor sehingga dapat menarik jumlah investor melalui proyek bisnis infrastruktur," ujar Christian, Rabu (12/9).
Christian menjelaskan, BUMN telah mempunyai dasar internal rate of return (IRR) untuk menjamin keuangan yang tidak berisiko dalam proyek bisnisnya.
Bahkan, semua pelaku bisnis juga mengacu pada IRR ketika mengerjakan suatu proyek.
Menurut Christian, melalui perhitungan IRR yang tepat, BUMN menentukan stabilisasi rupiah karena memiliki indikator tingkat efisiensi dari investasi proyek bisnisnya.
"Siapa pun itu, kalau dia membangun, ya, memang harus untung, entah itu BUMN atau swasta. Ukuran kinerja dari BUMN adalah IRR. Di Singapura semua pembangunan infrastruktur dikelola oleh BUMN tapi efisien dan berkontribusi pada efisiensi nasional," ucap Christian.
Dia menjelaskan, keterlibatan BUMN dalam pendanaan dan pengerjaan seperti proyek pembangunan infrastruktur sangat penting.
badan usaha milik negara (BUMN) tidak akan bangkrut saat menggarap proyek meski nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
- Kinerja Meningkat, Laba Konsolidasi BUMN Tembus Rp 292 Triliun
- Jalankan Perintah Prabowo, Erick Thohir Bakal Kumpulkan Para Dirut BUMN
- Peringati Hari Keuangan Nasional, Bank Mandiri Perkuat Komitmen Layanan Inklusif
- MIND ID Dukung Pemberdayaan UMK lewat Karya Nyata Festival BUMN
- Andre Rosiade Bawa Kabar Baik soal Pembangunan Infrastruktur di Sumbar
- Rumah BUMN Batam Bawa UMKM Kepri Mendunia di Malaysia Tourism Expo 2024