BUMN: Target Produksi Gula Meleset
Selasa, 22 November 2011 – 11:57 WIB
Menurut Megananda, penyebab utama tidak tercapainya target produksi gula oleh BUMN terletak pada on farm atau produksi tebu. Rendahnya kualitas tebu inilah yang akhirnya membuat rendemen menjadi rendah. "Karena itu, ke depan, kami akan fokus untuk membenahi on farm dulu, melalui peningkatan kualitas bibit tebu dan pengelolaan tanaman," katanya.
Baca Juga:
Megananda menyebut, rata-rata kualitas rendemen di BUMN perkebunan hanya di kisaran 7,15 persen sedangkan produktifitas sebesar 67,29 ton per hektar. Angka ini di bawah kebanyakan produsen-produsen gula swasta.
Misalnya, produktivitas dan rendemen PG Pesantren Baru sebanyak 84,63 ton per hektar dan rendemen 8,57 persen, PT Sugar Group sekitar 64,07 ton per hektar dan rendemen "8,13 persen, PT Kebun Agung sebanyak 72,31 ton per hektar dan 7,26 persen, - serta PT GMP sebanyak 75,53 ton per hektar dan 8,45 persen.
Selain perbaikan di on farm, pemerintah juga akan membenahi sektor off farm atau kualitas pabrik gula milik BUMN perkebunan melalui program revitalisasi. "Misalnya peremajaan mesin untuk meningkatkan efisiensi serta peningkatan kapasitas giling," ujarnya.?
JAKARTA - Program revitalisasi industri gula sepertinya belum menunjukkan hasil menggembirakan. Buktinya, kinerja produksi gula oleh Badan Usaha
BERITA TERKAIT
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024