Bunda, Anak Berisiko Obesitas jika Menu ini jadi Makanan Utama
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pokja Antropometri Kementerian Kesehatan dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik RSCM ?Prof. dr. Damayanti R Sjarif, Sp.A(K) mengingatkan, susu bukan sumber makanan utama.
Menurutnya, hanya bayi berusia 0-6 bulan yang boleh mengganti makanan dengan susu.
Ia menjelaskan, memberi anak susu sebagai pengganti makanan utama yang kerap dilakukan orangtua guna mengatasi anak mogok makan, dapat menyebabkan masalah kesehatan lain. Yakni risiko obesitas.
"Kalau hanya minum susu saja si anak enggak belajar konsumsi makanan yang lain. Apa dampaknya? Risiko obesitasnya empat kali lebih tinggi," ujar Prof. Damayanti dalam acara 'Media Scientific Session'.
Prof. Damayanti mengatakan, anak berusia di atas tahun maksimal hanya boleh mengkonsumsi susu sebanyak 500ml dalam sehari.
Kebanyakan susu formula diberi tambahan pemanis sehingga dapat memperbesar risiko obesitas.
"Karena itu tidak boleh memberi susu yang berlebihan. Manusia itu makan bukan menyusu," kata Prof. Damayanti.
Sementara itu, untuk anak yang intoleransi laktosa sebaiknya berkonsultasi dengan kepada ahli untuk mendapatkan pengganti susu sapi yang sesuai.
Bunda sebaiknya tahu, anak berisiko menderita obesitas jika minuman ini dijadikan sebagai menu utama.
- 3 Khasiat Suka Minum Susu Dingin, Ampuh Atasi Sunburn
- Peternak Minta Presiden Buatkan Perpres untuk Industri Wajib Serap Susu dari Produsen Lokal
- 6 Khasiat Susu Almond, Bikin Tulang Makin Kuat
- Pakar Ekonomi: Bea Masuk Beri Kesempatan Produsen Susu Lokal untuk Tumbuh
- Wamen Viva Yoga: Kami Rancang Pembangunan Sentra Sapi Perah di Daerah Transmigrasi
- Peternak Sapi Perah Buang Susu, Komisi IV DPR Singgung Impor