Bunda Harus Tahu, 2 Penyakit Penyerta Penyebab Pasien COVID-19 Anak Meninggal
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih mengatakan, gangguan gizi dan diare menjadi penyakit penyerta atau komorbid yang menyebabkan pasien COVID-19 pada anak meninggal dunia.
"Di Indonesia, komorbid pada anak ada kekhasan dibanding negara lain, makanya anak di Indonesia banyak kasus meninggal misalnya kasus pneumonia, demam berdarah, gangguan gizi dan diare," ujar Daeng dalam konferensi daring bertema 'Peduli Gizi Anak Selama Pandemi, Kamis (25/3).
Daeng menyebutkan, angka kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia tertinggi di antara negara-negara kawasan Asia Tenggara, China dan Amerika Serikat dengan angka 1,7 persen.
Agar anak tak sampai terkena diare sekaligus kebutuhan zat gizinya terjaga, Daeng menyarankan para orang tua memastikan asupan makanan mengandung zat gizi seimbang.
Antara lain, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, ditambah zinc, asam folat, dan mikronutrisi lainnya.
"Supaya nutrisi terserap dengan baik, keseimbangan mikroorganisme dalam usus, probiotik penting ada dalam makanan. Dengan probiotik baik maka keseimbangan mikroorganisme menjadi baik, serapan nutrisi akan juga menjadi baik," ucapnya.
Menurut Daeng, pola makan seimbang yang terdiri dari nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan nutrisi mikro (vitamin dan mineral) juga perlu dikombinasikan dengan pola hidup bersih sehat (PHBS).
Seperti, rajin cuci tangan, menghindari keramaian, memakai masker, tidur cukup, tetap beraktivitas fisik, serta stres rendah, paling efektif membantu tubuh melawan infeksi virus dan penyakit.
Bunda sebaiknya tahu dua penyakit penyerta yang menjadi penyebab pasien COVID-19 pada anak meninggal dunia.
- Tip Menjaga Kesehatan Mata dari Paparan Layar Komputer
- GENIX 2, Solusi Relaksasi Modern di Tengah Gaya Hidup Aktif
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- 4 Manfaat Daun Singkong, Ampuh Obati Diare
- 5 Khasiat Cuka Sari Apel, Aman Dikonsumsi Penderita Penyakit Ini
- MASINDO Gelar Diskusi, Soroti Kesadaran Risiko Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja