Bunda PAUD: Ortu Jangan Wajibkan Anak Bisa Calistung
Ternyata, ibu satu anak ini punya kelebihan yang membantunya beradaptasi dengan para siswanya.
“Saya kan orangnya cerewet, suka ngomong. Jadi anak-anak di kelas itu ikutan ramai kalau saya yang mengajar,” ungkap Dijah.
Tak lama Dijah bisa beradaptasi di lingkungan baru. Agar dapat meningkatkan kompetensi dirinya dalam mengajar, dia juga beberapa kali dikirim ke pelatihan-pelatihan yang ada di luar kota.
Usia yang masih sangat muda, membuat beberapa peserta pelatihan yang dijumpainya begitu terkejut. Terang saja. Rerata para guru PAUD berusia sekitar 30-40 tahun ke atas dan sudah sarjana.
Sedangkan usia Dijah saat itu, masih di kisaran 20 tahun dan hanyalah lulusan SMA. “Pernah ketemu dengan peserta yang umurnya dua kali lipat dari umur saya, saya sampai cium tangannya sambil dia bilang, oalah kamu ini anakku,” katanya sambil menirukan percakapan saat Dijah pelatihan.
Di 2012, Dijah mencoba peruntungan dengan mengikuti lomba yang digelar ditingkat provinsi.
Secara mengejutkan, dia berhasil menggondol Juara II Lomba Karya Tulis Pendidik PAUD berjudul “Strategi Pengembangan Kecerdasan Jamak AUD”.
Penghargaan tersebut pun diberikan saat Apresiasi PAUDNI Provinsi Kaltim. Di tahun berikutnya, Dijah juga berhasil membawa pulang Juara II dalam Lomba Bercerita dengan Alat saat gelaran Apresiasi PAUDNI Tingkat Provinsi Kaltim 2013.
Sitti Khadijah kini menjabat sebagai kepala sekolah (Kepsek) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
- Menteri PPPA: Intervensi kepada Anak Usia Dini Memutus Mata Rantai Kemiskinan
- UNICEF Mengapresiasi Program PAUD Pemerintah, Ada Sejumlah Tantangan
- Global Sevilla School Tanamkan Karakter Positif Anak Lewat Mindfulness
- Tingkatkan Kualitas PAUD, Disdik Palembang Luncurkan Aplikasi Tersinergi
- Lestari Moerdijat Tekankan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini, Begini Harapannya
- MilkLife Athletics Challenge 2024: MI NU Baitul Mukminin & SD 4 Jekulo Raih Gelar Juara Umum