Bunda PAUD: Ortu Jangan Wajibkan Anak Bisa Calistung
“Anak usia dini itu harus diasah karakternya, dicari potensi dirinya, agar tidak salah jalan saat sudah dewasa,” katanya.
Kepribadian anak usia dini yang beragam juga menjadi tantangan Dijah dalam mengajar. Dia bercerita, suatu ketika pernah menangani seorang anak yang sejak awal masuk tidak mau berbicara, nyaris selama tiga bulan.
Beragam taktik dan strategi coba dijalankan Dijah agar sang anak mau bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dan gurunya.
“Pernah saya coba telpon ke rumah, anaknya sendiri yang kebetulan mengangkat. Awalnya dia sempat mengeluarkan suaranya. Namun begitu tahu kalau yang menelpon dari gurunya, seketika dia tak mau bicara lagi,” ceritanya.
Sempat nyaris putus asa, Dijah ternyata tak menyerah begitu saja. Setelah beberapa kali penelusuran, ternyata dia menemukan jika sang anak menyukai salahsatu figur tokoh kartun.
Dijah pun mencoba mengajak salahsatu murid lain yang menyukai hobi serupa, untuk diajak bermain dengan sang anak.
Keajaiban pun terjadi. Sang anak yang dulunya diam, akhirnya mampu mengeluarkan suara aslinya.
“Di momen itulah, saya akhirnya merasa berhasil dalam mendidik anak. Setelah itu pun saya pancing dengan berbagai hadiah, agar anak tersebut mau bersosialisasi dan aktif dalam kelas. Sekarang anak tersebut sudah kelas 6 SD,” kenangnya.
Sitti Khadijah kini menjabat sebagai kepala sekolah (Kepsek) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
- Menteri PPPA: Intervensi kepada Anak Usia Dini Memutus Mata Rantai Kemiskinan
- UNICEF Mengapresiasi Program PAUD Pemerintah, Ada Sejumlah Tantangan
- Global Sevilla School Tanamkan Karakter Positif Anak Lewat Mindfulness
- Tingkatkan Kualitas PAUD, Disdik Palembang Luncurkan Aplikasi Tersinergi
- Lestari Moerdijat Tekankan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini, Begini Harapannya
- MilkLife Athletics Challenge 2024: MI NU Baitul Mukminin & SD 4 Jekulo Raih Gelar Juara Umum