Bung Hatta, Buya Hamka dan Agresi Belanda di Bulan Puasa

Dalam Kronik Revolusi Indonesia: 1947 yang disusun Pramoedya Ananta Toer, disebutkan bahwa kedudukan Mohammad Hatta selaku Wakil Presiden di Bukittinggi semakin mantap.
Karena, "sejak akhir Juli ini Perdana Menteri Amir Sjarifuddin telah memberikan mandat sepenuhnya kepadanya untuk urusan pemerintahan pusat di Sumatra, sepanjang hal itu menyangkut kepentingan Republik di pulau tersebut," tulis Pram.
Sebagai contoh, lanjut Pram, Hatta memperoleh keleluasaan untuk mengambil tindakan darurat yang diperlukan, meski pun sebetulnya itu bukan wewenang wakil presiden.
Terutama dalam hal pertahanan dan kemiliteran, ekonomi dan keuangan serta hubungan luar negeri, yang memang sudah dilakukan Hatta sejak sebelum Amir Sjarifuddin menjadi Perdana Menteri. (wow/jpnn)
BUNG Hatta dalam perjalanan ke Pematang Siantar, ibukota Propinsi Sumatera ketika pasukan Belanda melancarkan agresi ke kota itu, Juli 1947. Puan
Redaktur & Reporter : Wenri
- BI Buka Layanan Penukaran Uang untuk Idulfitri 2025, Catat Lokasinya!
- Serangan Umum 1 Maret, Klaim & Versi (daripada) Soeharto
- Bangsa Pelupa dan Pemaaf, Sebuah Refleksi Tentang Karakter Kolektif Indonesia
- Waka MPR Dorong Penguatan Nilai Kebangsaan ke Generasi Muda Lewat Pemikiran Bung Hatta
- Redistribusi Aset & Semangat Demokrasi Ekonomi
- Sejarah Etnik Simalungun dan Kepahlawanan Rondahaim Saragih