Bung Karno Menggelorakan Semangat Berantas Buta Aksara
jpnn.com, MAKASSAR - Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan kemampuan baca, menulis dan berhitung (calistung) tidak lagi cukup sebagai bekal hidup.
Dikatakan, modal keterampilan sangat penting untuk menghadapi tantangan di masa depan.
"Calistung saja saat ini tidak cukup untuk menghadapi tantangan pada masa depan. Ada keterampilan lain yang harus dikuasai," ujar Mendikbud usai peringatan Hari Aksara Internasional di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (7/9).
Selain keterampilan membaca, menulis dan berhitung, juga dituntut menguasai literasi digital, literasi keuangan, literasi sains, literasi kewarganegaraan dan kebudayaan.
Muhadjir menjelaskan Indonesia mengalami kemajuan yang luar biasa pada penuntasan buta aksara, yang mana hanya sedikit yang bisa calistung pada awal kemerdekaan. Pada awal kemerdekaan jumlah penduduk buta aksara mencapai 97 persen.
Namun pada tahun 2015, jumlah penduduk buta aksara telah berkurang menjadi 3,4 persen atau sebanyak 5,6 juta orang.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS tahun 2018, jumlah penduduk buta aksara turun menjadi 3,29 juta orang, atau hanya 1,93 persen dari total populasi penduduk.
Mendikbud menambahkan semangat memberantas buta aksara telah dinyalakan oleh Presiden Soekarno, yang mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bahu-membahu memberantas buta aksara.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, semangat memberantas buta aksara telah dinyalakan oleh Presiden Soekarno.
- Ini yang Akan Dilakukan Muhadjir Effendy Setelah Tak Jadi Menteri
- Kabinet Baru
- Cerita Perjuangan Bung Karno, Hasto Ingatkan Mahasiswa STIPAN Berani Perjuangkan Ide
- Bamsoet: Prabowo Menyambut Baik Keputusan MPR Terkait Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur
- Tiga Presiden
- UBK Ajak Gen Z Membangun Bangsa Berlandaskan Pancasila