Bung Karno Tak Pernah Mati
Oleh Imran Hasibuan*

Ia adalah juru bicara paling terkemuka angkatannya, kaum pergerakan kebangsaan.
Pramoedya Ananta Toer, sastrawan besar Indonesia, bersaksi bahwa Bung Karno telah memberikan semua untuk negeri ini --karir, kedudukan, bahkan nyawanya-- untuk persatuan, kesatuan, dan perdamaian bangsanya. Itulah puncak-puncak kebenaran Sukarno yang tak akan terhapus sampai kapanpun.
Bung Karno juga berjuang keras mengajak bangsanya menjadi bangsa yang penuh percaya diri, menjadi tuan dan puan di tanah airnya sendiri. "Dia bangkitkan harga diri bangsa secara massal, setelah tiga abad lebih menjadi babu dan kuli, dengan mental pasif dan minder, pasrah nrimo," kata Pramoedya.
Dari Bung Karno dan zamannya kita bisa mengambil bibit gagasan penting tentang nasionalisme, bukan sebagai warisan nenek moyang tetapi sebagai komitmen untuk masa depan. Bung Karno dan angkatannya lah yang pertama membayangkan diri sebagai "orang Indonesia".
Dari zaman itu kita juga bisa belajar bahwa menjadi manusia Indonesia bukan suatu yang alamiah, tetapi sesuatu yang diciptakan sejarah modern, yang menuntut tekad, solidaritas, kerelaan berkorban, dan terutama harapan. Manusia Indonesia yang dibayangkan oleh tokoh-tokoh pergerakan adalah manusia yang berdiri tegak, tidak bongkok dan tidak menginjak, terbuka, dinamis, inklusif, bernyali, dan berperikemanusiaan.
Bung Karno sepanjang hayatnya telah berhasil memainkan perannya sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia. Lebih dari tokoh pergerakan kebangsaan semasanya, ia berhasil memadukan ilmu pengetahuan modern dengan pemahaman sejarah dan sosio-kultural rakyat Indonesia, untuk menyusun kekuatan dan menggunakan kekuatan itu.
Itu semua mewujud pada suatu doktrin perjuangan -yang dikenal luas sebagai Marhaenisme- yang mencerminkan karakteristik bangsa Indonesia "yang memikul dan terpukul natur Indonesia". Soebadio Sastrosatomo dalam sebuah tulisannya menyebut kenyataan sejarah ini dalam formulasi Soekarno adalah Indonesia, dan Indonesia adalah Soekarno.
Kini, hampir setengah abad Bung Karno wafat, tapi sejatinya ia tak pernah mati. Seperti sepenggal bait sajak Sitor Situmorang: insan Soekarno telah tiada di tengah bangsa/namun hadir kekal sebagai amal sejarah.(***)
Bung Karno yang lahir pada 6 Juni 117 tahun silam, wafat pada 21 Juni 1970. Sampai hari ini pemikirannya masih dibicarakan dan ditafsirkan.
- Di Hadapan Kada PDIP se-Indonesia, Hasto Singgung soal Anggaran dan Ide
- Prabowo Singgung Politikus Senior dan Diplomat, Presiden India Ungkit soal Bung Karno
- Bu Megawati Rayakan Ultah ke-78 secara Sederhana, Ada Cinta Hampa
- BMI Kolaborasi dengan Penyandang Disabilitas Meriahkan Soekarno Run 2025
- Tuduhan Bung Karno Pengkhianat Dicabut, Megawati Berterima Kasih ke Rakyat dan Prabowo
- TAP MPRS Terkait Bung Karno Dihapus, Megawati: Terima Kasih Presiden Prabowo