Bunga Tinggi, Dana Deposito Meningkat
JAKARTA - Di tengah ketatnya likuiditas, perbankan di Indonesia masih bisa membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) meski tak secemerlang tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 15-19 persen..
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat total nominal simpanan sepanjang 2013 lalu mencapai Rp 3.706,61 triliun, atau tambah 13,10 persen dari 2012. Distribusi terbesar nominal simpanan di perbankan hingga kini masih berbentuk deposito.
Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho menyebutkan, hingga Desember 2013, komposisi deposito mencapai 42,19 persen sebesar Rp 1.542,36 triliun.
"Namun dari segi rekening, jumlah pemilik deposito sangat kecil. Hanya 2,12 persen, atau 3,13 juta. dibandingkan tabungan yang mencapai 95,88 persen atau sebesar 141,52 juta rekening," jelasnya.
Ia menjabarkan, deposito dalam bentuk rupiah masih mendominasi. Yakni mencapai Rp 1.298,14 triliun atau 84,17 persen dari total simpanan deposito pada Desember 2013. Sebaliknya, deposito valas hanya 15,83 persen, atau Rp 244,22 triliun.
"Pertumbuhan deposito valas mtm (month to month) ini dibandingkan rupiah lebih tinggi. Yakni 5,01 persen, dikomparasikan dengan rupiah yang hanya 0,67 persen," paparnya.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan deposito di BCA pada 2013 yang mencapai 13 persen yoy (year on year) "memang ditopang oleh deposito.
"Ya, dari deposito 18 persen. Sementara CASA (current account saving account/rasio dana murah) 10 persen. Namun absolutnya lebih besar CASA," terangnya.
Tercatat, dari total DPK Rp 39 triliun, deposito menyumbang Rp 18 triliun. Sementara untuk CASA "mencapai Rp 20 triliunan. "Dibandingkan 2012, CASA memang agak sedikit mengecil. Karena kami mendorong deposito," jelasnya.
Kendati demikian, Jahja mengaku persaingan untuk mendapatkan dana deposito juga semakin ketat. Meskipun, saat ini perang bunga simpanan juga meningkat. Sebab, alternatif simpanan di luar produk perbankan semakin variatif di pasar keuangan.
"Misalnya ada SUN (surat utang negara), ORI (obligasi ritel Indonesia), atau saham. Banyak pilihan. (Masyarakat) menempatkan dana di luar negeri, kita ngga tahu kan," paparnya. (gal/kim)
JAKARTA - Di tengah ketatnya likuiditas, perbankan di Indonesia masih bisa membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) meski tak secemerlang tahun-tahun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja
- Selamat! Dirut SIG Raih Top CEO Indonesia Awards 2024
- Garudafood Dorong Ekonomi Inklusif, Berdayakan UMKM
- Grab Berkolaborasi dengan TikTok Hadirkan Program Seru di Jakarta
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen
- 53 UMKM akan Hadir di Pertamina Eco RunFest 2024, Ada Pilihan yang Sangat Menarik!