Bunuh 683 Anak, Saudi Masuk Daftar Hitam PBB
jpnn.com, NEW YORK - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mem-blacklist koalisi yang dipimpin Arab Saudi dalam konflik Yaman. Data PBB menyebutkan, sepanjang 2016, Saudi dan koalisinya mengakibatkan kematian hampir 700 anak dalam serangkaian aksi militer yang dilancarkan di beberapa lokasi di Yaman.
Selain itu, koalisi tersebut beberapa kali menyerang sekolah dan rumah sakit. ”Aksi koalisi (Saudi) di Yaman berdampak fatal. Sebanyak 683 anak tewas,” terang Sekjen PBB Antonio Guterres pada Kamis (5/10) waktu setempat.
Selain itu, ada 38 insiden yang mengakibatkan kehancuran sekolah dan rumah sakit. Seluruh insiden itu belakangan terverifikasi sebagai aksi Saudi.
Padahal, sekolah dan rumah sakit merupakan zona yang tidak boleh diserang meski dalam situasi perang sekali pun.
Itu merupakan langkah naming and shaming yang dilakukan PBB. Mereka akan mengumumkan negara-negara yang masuk daftar hitam agar memperbaiki diri.
Berada dalam daftar yang sama dengan kelompok teroris seperti Boko Haram atau negara islam alias ISIS bukanlah hal yang membanggakan.
Tidak ada sanksi yang diberikan PBB. Namun, biasanya, negara-negara akan merumuskan sanksinya sendiri-sendiri.
Sebenarnya, tahun lalu Saudi sudah masuk daftar hitam PBB. Tetapi, Sekjen PBB Ban Ki-moon mencoretnya. Alasannya, PBB tak mau mendahului hasil penyelidikan tentang pelanggaran yang dilakukan pasukan koalisi pimpinan Saudi. Namun, kabarnya, Ban melakukan itu atas tekanan Riyadh dan ancaman negara-negara donor.
Aksi militer Saudi dan sekutunya di Yaman menyebabkan hampir 700 anak tewas
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- GP Ansor Kecam Israel Lakukan Genosida di Levant, Desak PBB Bertindak
- Israel Halangi 85 Persen Konvoi Bantuan Kemanusiaan yang Hendak ke Jalur Gaza
- Indonesia Ajak PBB Perkuat Kerja Sama dengan ASEAN melalui Perwakilan di Jakarta
- Menlu Retno Tegaskan RI tak Gentar Hadapi Teror Israel di Markas UNIFIL Lebanon
- UNICEF Ungkap Data Mengerikan soal Kekerasan Seksual: Ratusan Juta Gadis Jadi Korban