Bunuh Istri dan Dua Anak, Lalu Bunuh Diri
Jumat, 26 September 2008 – 08:57 WIB
Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), petugas menduga kalau tak ada barang hilang dari rumah itu. ’’Selain karena pintu kamar terkunci dari dalam dan ada tumpukan uang yang masih utuh,’’ kata Kapolres Surabaya Timur AKBP Eko Iswantono. Berdasar fakta ini, polisi kemudian mengesampingkan motif perampokan dalam kejadian tersebut. Penyelidikan menjadi agak terang setelah Bid Dokkes Polda Jatim dan tim Labfor (laboratorium forensik) Cabang Surabaya melakukan penyelidikan. Hasilnya, diduga kuat kalau yang mati terakhir adalah kepala keluarga, Yanuar . ’’Ini dilihat dari lukanya. Yanuar mengalami tiga luka. Karena, kalau dia mati duluan, pasti posisi mayat tak seperti itu,’’ urai sebuah sumber di kepolisian.
Baca Juga:
Inilah yang memunculkan dugaan kalau Yanuar menghabisi anak dan istrinya terlebih dahulu, baru kemudian bunuh diri. ’’Dengan kondisi TKP seperti itu (terkunci dari dalam dan tak ada barang hilang), maka kemungkinan paling besar adalah seperti itu (Yanuar membunuh sebelum akhirnya bunuh diri, Red),’’ paparnya.
Apalagi, di jempol kaki kanan Yanuar, ada sobekan kertas koran dan di bawah ada kertas koran yang menjadi pasangan sobekan tersebut. Ada bercak darah pula di kertas koran itu. ’’Ini menunjukkan kalau Yanuar berjalan-jalan pada saat terjadinya pembunuhan itu. Dugaannya, siapa lagi yang berjalan pada saat pembunuhan selain si pembunuh,’’ urainya.
Siti Humaiyah, baby sitter keluarga, mengungkapkan, sebagai agen Sari Roti, Seniwati mempunyai 11 karyawan roti yang selalu berkeliling. Plus, satu karyawati yang mengurusi pembayaran. Total orang luar –selain keluarga pasangan Yanuar— yang menginap di situ ada sebelas. Yakni, delapan orang pedagang keliling, satu pembantu, satu baby sitter, dan satu karyawati bagian keuangan. Baby sitter menginap di kamar depan berdekatan dengan kamar anak, pembantu menginap di belakang. Sementara, delapan pedagang keliling tidur di sembarang tempat. ’’Kadang tidurnya ya di dapur, wes pokoke sembarang,’’ kata Humaiyah.
Dari fakta-fakta ini, polisi kemudian merekonstruksi dugaan apa yang terjadi pada malamnya. Dari perkiraan polisi, yang kali pertama dibunuh Yanuar adalah Seniwati, istrinya. ’’Secara logika, tentu saja yang dibunuh pertama tentu yang dewasa. Karena kalau yang kecil dulu, pasti yang dewasa terbangun dan ada perlawanan berat,’’ kata Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Bambang Suparno.
Polisi menduga kalau Yanuar membekap istrinya dengan bantal, sebelum menggoroknya dengan pisau kecil yang tajam. Ini bisa terlihat dari lebam dan luka di mulut (karena dibekap) dan luka-luka di pipi dan dada (karena meronta-ronta melawan).
Setelah Seniwati “dibereskan”, selanjutnya giliran si bungsu Christephen. Sadisnya, Christephen dieksekusi dalam kondisi masih tidur tertelungkup. Dengan dingin, Yanuar sempat mengganti terlebih dahulu pisau kecilnya (yang baru dipakai mengeksekusi Seniwati) dengan pisau dapur besar.
SURABAYA - Seminggu menjelang Lebaran, polisi harus dibuat kerja ekstra keras. Ini setelah Rabu pagi (25/9) satu keluarga penuh (sepasang suami-istri
BERITA TERKAIT
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius
- Banjir Merendam 2.014 Rumah di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun
- Digikomfest 2024 Dorong Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah
- Kapolres Banyuasin Membagikan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa SDN 13 Air Kumbang