Bunuh Novel
Oleh: Dahlan Iskan
Polisi akhirnya menemukan jejak di kamera yang dipasang di sekitar sekolah itu: ada mobil Nancy lewat di situ. Sepagi itu. Nancy pun ditangkap. Senjata apinyi dirampas.
Sekolah itu sendiri tidak memasang kamera. Kedatangan Nancy tidak terekam. Nancy berusaha berkelit.
"Sehari itu saya di rumah. Menulis novel," kilah Nancy. Dia tidak tahu kalau polisi sudah punya rekaman mobil yang lewat itu.
Tapi Nancy punya dalih lainnya. Terutama ketika rekaman itu ditunjukkan padanyi. "Oh iya. Itu mobil saya. Saya lupa itu. Kesedihan saya luar biasa atas kematian suami saya. Saya sampai lupa kalau lewat di situ," katanyi.
Dia pun memberikan alasan susulan. "Bagi saya muter-muter di situ itu biasa saya lakukan. Cari ide. Saya merasa nyaman muter di situ," kata Nancy.
Pengacara Nancy mengajukan teori lain: perampokan yang gagal. Perampoknya gelandangan. Karena kepergok, gelandangan itu menembak Daniel.
Di kota Portland, Oregon, memang banyak gelandangan. Saya beberapa kali ke Portland, hanya dua jam naik mobil dari Seattle.
Sang pengacara yakin pembelaannya sukses. Tidak ada bukti apa pun yang melibatkan Nancy. Soal mobil adalah bukti yang lemah. Peluru yang menembus punggung sang suami pun tidak meninggalkan jejak di Glock yang disita.