Bupati Buton Tak Terima Dituntut 5 Tahun Penjara
jpnn.com, JAKARTA - Bupati Buton nonaktif Samsu Umar Abdul Samiun keberatan dengan tuntutan lima tahun penjara serta denda Rp 150 juta subsider tiga bulan kurungan yang dilayangkan jaksa KPK di persidangan Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (6/9).
Umar Samiun menyatakan banyak ketidaksesuaian jaksa dalam menuntutnya. Selain itu, kata Umar, ada beberapa objek yang tidak sesuai dengan fakta persidangan.
“Kami akan melakukan proteksi untuk itu dengan mengajukan nota pembelaan pada sidang berikutnya,” kata Umar usai sidang kepada wartawan.
Penasihat hukum Umar, Saleh menduga jaksa KPK mengalami kebingungan dalam menyusun tuntutan. Menurut dia, banyak fakta persidangan justru tidak dimasukkan kedalam materi tuntutan jaksa.
Karena itu, Saleh menegaskan, jaksa dalam menyusun tuntutan lebih pada permainan opini.
"Misalnya begini sudah jelas dikatakan Abu Umaya dia tidak tahu apakah Umar Samiun meminta bantuan Dian Farizka untuk menyusun gugatan pada sengketa pilkada Buton di MK. Namun, dalam tuntutan tadi, seolah-olah dibuat bahwa yang membuat tuntutan saat berperkara di MK adalah Dian Farizka,” sesal Saleh usai sidang.
Lebih lanjut Saleh menuturkan uang Rp 1 miliar yang ditransfer ke rekening CV Ratu Samagat jelas-jelas dibantah Akil.
Menurut Saleh, Akil dalam kesaksiannya yang dibacakan di persidangan juga tidak mengaku pernah menyuruh Arbab Paproeka meminta sejumlah uang kepada Umar.
Bupati Buton nonaktif menilai tuduhan KPK mengada-ada dan lebih pada permainan opini.
- Gubernur Sultra Ali Mazi Ogah Lantik 3 Penjabat Bupati Ini, Ada Apa?
- KPK Bantah eks Bupati Buton Penyuap Akil Mochtar Bebas di Putusan MA
- Warga Sampuabalo Membakar 87 Rumah Penduduk Desa Gunung Jaya
- Rumah Mewah Akil Mochtar Tak Laku Dilelang KPK
- Eks Wako Palembang Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung
- Umar Bantah Suap Akil Mochtar