Bupati Karo Diduga Gunakan Ijazah Palsu
Selasa, 08 Mei 2012 – 12:41 WIB

Bupati Karo Diduga Gunakan Ijazah Palsu
KARO - Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait dugaan ijazah palsu Bupati Karo, Kena Ukur Saurbakti, berlangsung alot dan panas. Rapat yang digelar di Kantor DPRD Karo, Senin (7/5) itu melibatkan pihak KPUD, Angota Dewan, Kapolres Karo, Aliansi Masyarakat Karo (AMK) berserta elemen masyarakat lainnya. Menanggapi penjelasan yang disampaikan oleh Ikuten, Ketua KPUD Beyamin Pinem menerangkan bahwa KPU sudah menjalankan fungsinya sesuai dengan peraturan yang berlaku. "Kami sudah melakukan verifikasi, dan klarifikasi, yaitu meninjau langsung benar atau tidak, bahwa yang bersangkutan sebagai Cabup dan Cawabub pernah sekolah dan tamat di sekolah tersebut," kata Benyamin.
Aliansi Masyarakat Karo diwakili Ikuten Sitepu dalam rapat tersebut mengatakan terdapat keganjilan pada surat keterangan pangganti ijazah yang digunakan Kena Ukur Surbakti. AMK menilai surat pengganti ijazah Bupati Karo, Kena Ukur Surbakti cacat syarat formal dan material.
Pada kesempatan itu Ikuten juga mengatakan KPUD Karo berperan penting dalam meloloskan pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Wakil Calon Bupati (Wacabup) pada 2010 lalu. AMK menganggap ada persekongkolan di antara kedua belah pihak, berdasarkan surat keterangan pengganti ijazah tersebut. Pria yang pernah menjadi anggota DPRD Karo ini menambahkan bila hal ini terbukti maka KPUD harus turut bertanggung jawab.
Baca Juga:
KARO - Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait dugaan ijazah palsu Bupati Karo, Kena Ukur Saurbakti, berlangsung alot dan panas. Rapat yang digelar
BERITA TERKAIT
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung
- Harga Emas Perhiasan di Baturaja Tembus Rp 11,3 Juta Per Suku