Bupati Termuda Ini Ingin Dharmasraya Dikenal Luas Lewat Festival Pamalayu
Saat itu, kehadiran Sutan Riska diterima oleh Direktur JPNN.com Auri Jaya, Pemimpin Redaksi Antoni, Redaktur Pelaksana Soetomo Samsu, penulis kolom Historiana Wenri Wanhar dan awak redaksi lainnya.
BACA JUGA: Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
Menurut Riska, Dharmasraya punya sejarah yang selama ini belum dibuka secara lebih luas. Maka lewat Festival Pamalayu yang diangkat dari Ekspedisi Pamalayu, dia ingin mengangkat sejarah kabupaten hasil pemekaran di era Presiden Megawati Soekarnoputri itu.
Festival Pamalayu sendiri akan berlangsung lama dengan berbagai agenda khas. Puncaknya akan berakhir pada 7 Januari 2020.
"Tujuannya adalah mengangkat sejarah tentang Dharmasraya dan menguatkan tali persaudaraan antara dulu Kerajaan Dharmasraya dan Singosari," lanjut politikus PDI Perjuangan itu.
Secara khusus, Sutan Riskan menyampaikan apresiasi kepada JPNN.com yang secara khusus memuat tulisan tentang Ekspedisi Pamalaya yang ditulis oleh Wenri Wanhar.
Bagi Riska, tulisan itu berkesan karena selama pemekaran, pembicaraan di daerahnya tidak jauh-jauh dari kebun sawit, kebun karet dan pertambangan.
"Padahal kami punya cerita, sejarah yang luar biasa dan ingin membuat hubungan yang kuat lagi pada masa lalu," tandas bupati kelahiran Solok, 27 Mei 1989 itu.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menjelaskan, Ekspedisi Pamalayu adalah masa ketika utusan Singosari datang ke Dharmasraya membawa Amoghapasa sebagai lambang persahabatan.
- PPPK 2023, Dharmasyara Mengusulkan 586 Formasi, Yakin Semuanya Diakomodasi
- Pelajar di Dharmasraya Sumbar Tewas Secara Tragis
- Resmikan Jembatan Gantung di Dharmasraya, Mensos Risma: Bisa Hemat 1,5 Jam
- Mandeh Sima Lebih Memilih Senam di Taman Lansia Ketimbang Berladang
- Ada Taman Lansia di Dharmasraya, Semoga Lebih Banyak
- Kemensos Pilih Dharmasraya jadi Lokasi Acara Puncak HLUN 2023, Ternyata Ini Alasannya