Burhanuddin-Artalyta, Juga ke Cipinang

Burhanuddin-Artalyta, Juga ke Cipinang
Burhanuddin-Artalyta, Juga ke Cipinang
JAKARTA- Rumah tahanan milik kepolisian terhitung pekan ini tak lagi jadi pilihan KPK untuk menitipkan para tahananya. Pilihan KPK sudah beralih ke Rutan Cipinang. Alasannya, tak lain karena ruang tahanan milik kepolisian mulai dari tingkat resor, markas Brimob Kelapa Dua, Polda Metro Jaya sampai Mabes Polri, semuanya penuh. "Tak ada maksud lain, yang penting sahnya penahanan," ucap Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja didampingi Direktur Penuntutan Feri Wibisono, Jumat (12/12). Selain penuh, alasan terpenting karena sampai kini KPK belum memiliki rutan sendiri.

Sampai kapan hal ini bakal terus berlangsung, Ade mengaku tak bisa memastikan karena terkait anggaran. Sedangkan ajuan anggaran senilai Rp 180 miliar ke DPR RI, tak kunjung disetujui. Yang pasti, timpal Feri, bila Cipinang juga penuh maka giliran rutan Salemba yang jadi pilihan. Bupati Situbondo Ismunarso yang diduga telah menyalahgunakan APBD 2005-2007 senilai Rp 43,7 miliar, tambah Feri, menjadi tahanan KPK pertama yang dititipkan ke Cipinang tanggal 10 Desember lalu.

Menyusul kemudian tersangka korupsi Konjen RI di Kinabalu, Malaysia yakni: Makdum Tahir, Irsafli Rosul, Muhammad Sukarna, dan Tata Mahrun.

Ke depannya, kata Feri, tak hanya tahanan baru yang langsung di-Cipinang-kan. Tahanan lama, yang sudah diputus ditahap pertama, banding atau tengah menunggu putusan kasasi juga bakal dipindah dari tempat penahanan sebelumnya ke Cipinang. "Siapapun pasti dipindah ke Cipinang," tegas Feri, saat ditanya apakah perlakuan serupa akan diterapkan pada Artalyta Suryani dan mantan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah. (pra)

JAKARTA- Rumah tahanan milik kepolisian terhitung pekan ini tak lagi jadi pilihan KPK untuk menitipkan para tahananya. Pilihan KPK sudah beralih


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News