Buronan Teroris Menyerahkan Diri Setelah Dinasihati Ortu
Kamis, 13 September 2012 – 13:01 WIB

Buronan Teroris Menyerahkan Diri Setelah Dinasihati Ortu
JAKARTA--Markas Besar Polri membenarkan bahwa tersangka teroris buronan Detasemen Khusus 88 Antiteror, Yusuf Rizaldi telah menyerahkan diri ke Polsek Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara pada Rabu (12/9) pukul 13.30 Wib. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, Yusuf menyerahkan diri setelah dinasihati orangtuanya.
"Itu atas dorongan dari orangtuanya Hassan Muhammad dan Mahani Isha di Langkat yang memberikan dorongan pada dia. Orangtuanya mendorong demikian setelah melihat berita tentang anaknya. Mereka juga ikut antar ke kantor Polres. Kita ucapkan terimakasih karena inisiatif orangtuanya," ujar Boy saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/9).
Baca Juga:
Saat menyerahkan diri pada polisi, Yusuf juga menceritakan perihal ledakan bom rakitan di rumah kontrakan, Jalan Nusantara, Beji, Depok Sabtu (8/9) pekan lalu. Menurut Boy, penjelasan Yusuf serupa dengan yang disampaikan tersangka lainnya, Muhammad Thorik.
Ia juga mengakui sebagai Abu Toto nama lainnya di Beji, Depok. Yusuf adalah orang yang pertama kali mengontrak rumah tersebut pada pemiliknya, Lukman.
JAKARTA--Markas Besar Polri membenarkan bahwa tersangka teroris buronan Detasemen Khusus 88 Antiteror, Yusuf Rizaldi telah menyerahkan diri ke Polsek
BERITA TERKAIT
- Hadirkan Poliklinik Women & Children, RS Mitra Keluarga Bekasi Janjikan Layanan Komprehensif
- Berdialog dengan Fadli Zon, Putu Rudana: Seni Budaya Harus Jadi Mercusuar Bernegara
- Sumber Air Bersih Warga Merapi Barat Lahat Hilang Akibat Limbah Tambang
- Kemenhan Tetapkan 787 PNS dan PPPK Jadi Komponen Cadangan, Untuk Apa?
- PPPK juga Menjadi Komcad, Harus Siap Digerakkan Kapan Saja
- Memang, Sulit Percaya Begitu Saja pada Danantara