Bursa Cawapres Pendamping Jokowi, Mahfud MD Senyum
jpnn.com, JAKARTA - Nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD cukup santer disebut masuk bursa cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia (UII) itu pun angkat bicara.
Dia pun siap bicara dengan Jokowi terkait namanya yang masuk bursa calon pendamping pada Pemilu 2019.
Mahfud menuturkan, dirinya secara langsung belum tahu bila namanya masuk bursa cawapres Jokowi. "Saya nggak tahu. Kan bukan saya yang memasukkan," ujar Mahfud usai menghadiri upacara hari lahir ke-72 POLRI di Istora Senayan, Rabu (11/7).
Dia pun belum mau berandai-andai bila akhirnya dirinya yang dipilih Jokowi. Anggota Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) itu akan bicara langsung dengan presiden.
Tapi, hingga kemarin dia belum bicara Pilpres dengan Jokowi. "Nanti saya jawab. Saya jawabnya ke Pak Jokowi," kata pejabat berdarah Madura itu lantas tersenyum.
BACA JUGA: Wajar Dulu TGB Zainul Majdi jadi Idola Aktivis PA 212
Mahfud masuk daftar 10 nama yang menjadi cawapres Jokowi. Selama ini, mantan Menteri Pertahanan itu tidak aktif melakukan lobi-lobi politik dengan parpol. Dia juga tidak turun ke beberapa daerah untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat atau memasang baliho cawapres.
Berbeda dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang sangat aktif menggalang opini masyarakat. Mereka juga sangat masif memasang baliho, dan gencar promosi lewat media sosial. (lum/jun/bay)
Mahfud MD disebut-sebut masuk dalam daftar nama calon cawapres pendamping Jokowi untuk Pilpres 2019 mendatang.
- Putusan Mardani Maming Sesat Hukum, Mahfud Md: Kejaksaan Harus Buka Lagi Perkaranya
- Kepala BPJPH Mewajibkan Label Halal ke Barang yang Dijual, Mahfud: Itu Salah
- Disemprot Mahfud soal Undangan Kementerian untuk Acara Pribadi, Mendes Yandri Kaget
- Undang Kades ke Acara Pribadi Pakai Surat Berkop Kementerian, Yandri: Saya Baru Jadi Menteri
- Disentil Mahfud MD soal Surat Menteri untuk Acara Pribadi, Yandri Susanto Bereaksi Begini
- Keras! Wanto Anggap Surat yang Diterbitkan Yandri Susanto Bentuk Abuse of Power