Bursa Saham di Bawah Tekanan Jual

Bursa Saham di Bawah Tekanan Jual
Bursa Saham di Bawah Tekanan Jual
JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bakal kembali najlok. Memburuknya bursa global belum ada tanda-tanda segera berakhir. Bahkan, asa indeks bursa global yang sempat menguat kembali terpangkas.

Penyebabnya, bantahan Tiongkok yang mepenis rumor telah menyerap obligasi Italia. Padahal, sebelum bantahan itu mengemuka, market sempat terangkat. Bursa Wall Street berlabuh di zona hijau. "Kondisi market belum menjamin investor bisa tenang bertransaksi. Memburuknya krisis Eropa terus membayangi pelaku pasar," ungkap Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas, ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (13/9).

Tekanan jual akan tetap marak. Investor asing untuk sementara keluar guna menghindari gejolak pasar yang belum menemui titik keseimbangan. Nantinya, kalau situasi market mulai kondusif, baru investor akan kembali menatap market. "Kami perkirakan tekanan terhadap indeks akan berlanjut. Tekanan jual asing diperkirakan juga masih berlanjut juga tercermin dari melemahnya nilai tukar rupiah," tutur Purwoko.

Karena itu, Purwoko memproyeksikan indeks hari ini akan bergerak pada lingkaran support 3.830 dan resistence 3.917. Sejumlah saham unggulan masih laik koleksi dengan dukungan fundamental cukup kuat. Menyudahi perdagangan Selasa (13/9), Indeks terpangkas 21,336 poin (0,55 persen) ke level 3.874,783. Sementara Indeks LQ 45 ditutup turun 3,640 poin (0,53 persen) ke posisi 680,544. Aksi jual asing cukup besar, dibarengi dengan investor asing. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 592,055 miliar di seluruh pasar.

JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bakal kembali najlok. Memburuknya bursa global belum ada tanda-tanda segera berakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News