Bursa Saham Terseret Global Market
Selasa, 20 September 2011 – 02:03 WIB
JAKARTA - Start buruk mewarnai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan Senin (19/9). Indeks di luar prediksi banyak irang terempas setelah tereduksi dua persen. Fenomena negative itu terjadi setelah indeks bursa-bursa utama dunia kembali terpelanting ke zona merah. ”Aksi jual tidak terbendung sepanjang perdagangan. Pelaku pasar secara masif melepas portofolio saham di lantai bursa,” tutur Purwoko Sartono, Kepala Riset Panin Sekuritas, di Jakarta, Senin (19/9). Analisis senada diungkap Jeff Tan. Analis Sinarmas Sekuritas itu menyebut indeks hari ini akan bergerak mixed. Arus bursa regional yang labil tetap menjadi pengendali dan kunci gerakan investor dalam mengoleksi saham. Secara teknikal indeks akan bergerak dikisaran support 3710 dan resistence 3800. Sedang saham-saham laik dikoleksi antara lain ITMG, ISAT, TLKM dan, MAPI. ”Masih akan mengikuti gerak bursa regional,” tukas Jeff Tan.
Eksodusnya investor itu menyusul mengemukanya krisis ekonomi Eropa. Krisis utang Yunani yang kembali tampil sebagai pemicu utama kegalauan investor. Untuk jaga-jaga, pelaku pasar serempak melempar saham. ”Memang kalau krisis Yunani melebar tentu situasinya akan lebih runyam. Bisa jadi krisis tersebut melebihi edisi 2008,” tukas Purwoko.
Baca Juga:
Memburuknya market global itu merembet kemana-mana. Harga komoditas juga bergerak melemah. Kondisi itu terefleksi dari antisipasi penurunan demand akan komoditas akibat lesunya perekonomian di negara maju. Karena itu, pada perdagangan hari ini indeks diprediksi bakal bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. ”Paling banter akan bergerak antara 3705 untuk support dan resistance 3780,” tukasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Start buruk mewarnai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan Senin (19/9). Indeks di luar prediksi banyak irang terempas setelah
BERITA TERKAIT
- KAI Ingatkan Ketentuan Bagasi untuk Penumpang yang Berlibur saat Nataru
- PB PMII Minta Kenaikan PPN 12% Dikaji Ulang
- Tarif PAM Jaya Naik Pada 2025, Tetapi Tak Berlaku Untuk Kelompok Masyarakat Ini
- PT Marwi Indonesia Industrial Resmi Kantongi Izin Fasilitas Kawasan Berikat, Ini Harapannya
- Kementan-Pupuk Indonesia Teken Kontrak Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Subsidi di 2025
- Arief Poyuono Merespons Polemik PPN 12 Persen