Buru Buaya Pemangsa, Dapat Buaya Katak
Rabu, 16 Juli 2008 – 08:54 WIB
![Buru Buaya Pemangsa, Dapat Buaya Katak](https://cloud.jpnn.com/photo/uploads/berita/dir16072008/img1607200851641.jpg)
Pawang Tok Usman (tengah) bersama warga mengerumuni buaya yang tertangkap. Foto: Pontianak Post.
PONTIANAK – Lain yang diincar lain yang didapat. Awalnya perburuan buaya bertujuan untuk menangkap buaya kuning seberat satu ton, yang menewaskan Cemat Hamid seorang nelayan Desa Punggur, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, Kamis (3/7). Akan tetapi yang tertangkap adalah buaya lain. Namun ini menandakan bahwa buaya di kawasan tersebut sangat banyak. Ini menjadi keresahan bagi masyarakat di sana yang banyak menggantungkan hidupnya dari hasil melaut sebagai nelayan. “Saya tangkap pakai pancing, umpannya bebek mati. Untuk buaya yang ini sudah saya tunggu sejak tiga hari yang lalu. Dan hari ini baru dimakannya,” kata pawang Tok Usman.
Seekor buaya katak sepanjang tiga meter dan berat badan mencapai 300 kilogram itu ditaklukkan oleh Pawang Usman Doleh, Selasa (15/7). Pria sakti yang akrab disapa Tok Usman ini sebelumnya sudah berada selama sepuluh hari di sungai. Hujan dan petir tak membuat nyalinya ciut. Meski sempat terserang demam. Perburuan buaya yang dilakukannya bersama anaknya Iwan (16) yang dibantu empat orang warga sebagai penunjuk jalan tak sia-sia.
Baca Juga:
Tok Usman sempat bergumul dengan buaya tersebut. Tapi buaya itu harus takluk di tangannya. Kemudian binatang pemangsa itu dibawa dengan menggunakan sampan bermesin Robin menuju daratan. Di daratan buaya itu diletakkan di depan Kantor Desa Kalimas. Hal ini sontak saja mengundang perhatian warga di sana.
Banyak warga yang datang menyaksikan buaya itu. Buaya tersebut sudah dilemaskan. Wajahnya tampak sangar. Kulitnya keras. Nafasnya memburu. Sesekali harus disiram agar tak kehabisan oksigen. Meski sangar, buaya itu sudah tak berdaya. Mulutnya diikat dengan seutas tali. Kedua kakinya juga. Bahkan buaya tersebut menjadi mainan anak kecil dengan cara menaiki badannya.
“Saya kira yang makan umpan adalah biawak. Sekali saya lihat ternyata buaya. Lalu umpan aler itu dibawa naik ke darat. Saya sempat bergumul dengan buaya,” kata Tok Usman.
“Saya tombak pertama meleset. Tapi yang kedua buaya itu sudah tak bisa mengelak lagi dan akhirnya takluk,” kata Iwan yang selalu mendampingi ayahnya berburu buaya demi keamanan warga punggur. (ody)
PONTIANAK – Lain yang diincar lain yang didapat. Awalnya perburuan buaya bertujuan untuk menangkap buaya kuning seberat satu ton, yang menewaskan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Wakil Ketua DPRD DKI Minta Aparat Tertibkan Oknum P3SRS Menyalahgunakan Air Tanah
- Banjir Pantura Semarang Sudah Sepekan, Kondisi Makin Memprihatinkan
- Perintah Bupati Jembrana: Segera Cairkan Gaji Pegawai Honorer
- Warga Temukan Mayat Pria di Kali Kamal Kalideres
- 10 Warga Lebak Ditangkap Polisi terkait Tambang Emas Ilegal
- LKSPWU ke-52 Perkuat Ekosistem Wakaf Uang di Tasikmalaya