Buruh Ancam Turun ke Jalan
"Apa fungsi dewan pengupahan kalau sudah ditentukan seperti itu. Kami juga sudah survei, jika biaya hidup layak buruh berkisar Rp 3,9 hingga Rp 4 juta. Sebab biaya hidup di Batam sudah pada naik, listrik juga naik," imbuhnya.
Di sisi lain, Suprapto menilai buruh kerap dikambinghitamkan terkait banyak tutupnya perusahaan di Batam. Menurutnya ada permasalahaan lain, seperti aturan dari pemerintah sehingga perusahaan hengkang dari Batam.
"Ada regulasi yang pengusaha tak mau terbuka dan akhirnya dikambing hitamkan buruh. Padahal perusahaan yang tutup itu pindah ke Malaysia dan upah disana lebih tinggi. Harusnya, pemerintah memperbaiki regulasi yang ada," terangnya.
Bahkan, menurutnya buruh akan kembali turun ke jalan apabila permintaan mereka tak dipenuhi. Apalagi, setelah melihat UMK di Batam yang berada no 15 diantara kota di Indonesia.
"Untuk awal, kami ambil langkah persuasif dengan pengusaha dan pemerintah. Namun jika keinginan kami tak didengarkan, kemungkinan akan turun ke jalan," pungkas Suprapto. (she)
Buruh di Kota Batam, Kepri, tetap berharap upah minimum kota (UMK) 2018 naik 50 dolar AS atau menjadi Rp 3.850.000 ribu.
Redaktur & Reporter : Budi
- Kasasi Sritex Ditolak MA, Pemerintah Siapkan Langkah Jika Terjadi PHK
- Setelah 10 Jam Buruh Bertahan, UMSK & UMSP Jateng 2025 Ditetapkan
- Forum ILO: Serikat Buruh Indonesia Tekankan Pentingnya Kolaborasi di Era Digital
- Tokoh Buruh Tolak Wacana Polri di Bawah TNI
- Menaker Umumkan Penetapan UMP 2025 Besok
- Mudhofir Khamid: Keputusan Prabowo Menaikkan UMP 6,5 Persen Sangat Berpihak pada Buruh