Buruh Terancam PHK Akibat Mafia Migas di Batam
jpnn.com - JAKARTA - Ratusan buruh PT Cladtex BI-Metal Manufacturing yang tergabung dalam Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (LEM) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, berdemo di depan Kantor SKK Migas, di Jakarta, Kamis (25/9).
Demo ini dilakukan karena mereka menduga terjadi praktek mafia migas dalam proses lelang pemasangan pipa lokal kontent yang dilakukan SKK Migas.
Menurut Ketua DPD LEM SPSI Kepulauan Riau, Edwin Haryono, jika praktek mafia migas ini dibiarkan maka ribuan buruh PT Caldatek terancam menganggur.
"Akibat praktik mafia migas, ratusan buruh dan karyawan perusahaan pabrik pipa CRA di Batam, Kepulauan Riau terancam kehilangan pekerjaannya," kata Edwin saat berorasi di depan kantor SKK Migas.
Edwin melihat bahwa pabrik pipa CRA yang sudah terdaftar di MIGAS dengan Surat Kemampuan Usaha Penunjang (SKUP) berkatori bintang tiga, terancam akan ditutup.
Sebab, kontraktor Kontrak Kerja Sama serta kontraktornya tidak mengutamakan Lokal Kontent Dalam Negeri sesuai dengan Pedoman Tata Kerja (PTK) 007 Revisi-II/PTK/I/2011.
"Akibatnya, 300 pekerja SP LEM SPSI dirumahkan karena perusahaan merugi tidak mendapatkan job (pekerjaan) bahkan dalam waktu yang dekat akan menyusul 500 pekerja yang akan di rumahkan," kata Edwin.
Mereka juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas mafia migas tersebut. "Kami sudah lapor KPK atas adanya permainan proses tender pengadaan CRA Pipeline Lokal Kontent itu," ungkap dia.
JAKARTA - Ratusan buruh PT Cladtex BI-Metal Manufacturing yang tergabung dalam Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (LEM) Serikat Pekerja Seluruh
- Prakiraan Cuaca di Jakarta pada Jumat Sore, Siapkan Payung, Diperkirakan Akan Turun Hujan
- LRT Jabodebek Perpanjang Jam Operasional saat Malam Tahun Baru, Berikut Jadwalnya
- Malam Tahun Baru, KAI Perpanjang Waktu Layanan LRT Jabodebek
- Memaknai Putusan PTUN Terhadap Gugatan Anwar Usman
- Uskup Agung Jakarta Bela Sekjen PDIP? Begini Warganet Menyikapinya
- Kasus Hasto Bukan Politisasi, KPK Harus Berani Melawan Intervensi