Buruk Citra Bom Ditebar

Buruk Citra Bom Ditebar
Buruk Citra Bom Ditebar
BURUK muka cermin dibelah. Tak pandai menari, dikatakan lantai terjungkit. Lempar batu, sembunyi tangan. Ini tiga dari sejumlah peribahasa untuk menyindir atau mengeritik para pemimpin yang tak mau bertanggungjawab atas apa yang diperbuatnya.

Di masa lalu, ketika etika dan kebudayaan masih jadi tradisi di kalangan kaum terpelajar, dan rasa malu masih menjadi bagian dari gaya hidup para pemimpin, kritik lewat pantun, peribahasa, atau gambar karikatur, bisa sangat efektif. Sehingga yang dikritik dan yang mengeritik masih bisa ketawa bersama.

Tapi di zaman SBY sekarang ini, ketika semua tata nilai dijungkirbalikkan, sehingga jabatan-jabatan publik hanya bisa dijangkau dengan cara-cara KKN dan tipu muslihat, cara mengeritik dan mengingatkan pembesar negara yang korup pun ikut keluar dari konteks etika dan budaya.

Maka demonstrasi mahasiswa, pemuda dan aktivis pergerakan kalau ingin didengar, harus membawa foto si pembesar korup yang sudah dipasangi taring, lalu dibakar di depan kantornya. Atau orasi langsung di depan Istana dengan memakai pengeras suara ribuan watt baru bisa masuk ke kuping sang pembesar negara.

BURUK muka cermin dibelah. Tak pandai menari, dikatakan lantai terjungkit. Lempar batu, sembunyi tangan. Ini tiga dari sejumlah peribahasa untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News