Bus Bukan
Oleh: Dahlan Iskan
Zhuzhou pun melakukan banyak tawaran fasilitas mirip itu. Sampai-sampai perusahaan raksasa Tiongkok, CRRC, mau bikin pabrik di Zhuzhou. Besar sekali. Kemampuan risetnya juga besar. Salah satunya meriset kendaraan massal dalam kota yang lebih fleksibel.
Lahirlah bus gandeng yang bukan bus. Atau kereta yang bukan kereta. Desain dalamnya seperti kereta bawah tanah. Teknologi gandengan antar-gerbongnya seperti kereta bawah tanah. Ada yang gandeng tiga, ada pula yang gandeng lima.
Barang itu tidak bisa disebut kereta karena rodanya ban karet. Tidak bisa disebut bus karena memang bukan bus. Yang gandeng tiga bisa memuat 90 sampai 300 orang. Yang lima gandeng bisa untuk 150 sampai 500 orang.
Kelebihannya: tidak harus di bawah tanah. Juga tidak perlu pakai rel baja. Barang itu berjalan sesuai dengan penunjuk jalan yang digambar di atas aspal. Bentuknya garis-garis. Penanda itulah yang dibaca oleh pemindai.
Di Zhuzhou sendiri sudah diuji secara detail. Tahun 2018 sudah resmi mulai dipakai. Setelah dievaluasi hasilnya baik. Lalu jalurnya pun ditambah. Tidak hanya jalur timur-barat, juga utara selatan.
Rute 1 dari ujung timur kota ke ujung barat. Rute 2 dari pinggir utara kota ke pinggir selatan.
Malaysia sudah lama serius akan menggunakannya. Batal. Setelah diseriusi ternyata malah bikin macet. Terutama karena lebar badan jalan yang diperlukan hampir separo jalan sendiri.
Sudah lima kota di lima negara yang serius menjajaki akan menggunakan barang itu, tetapi baru IKN yang akan difungsikan dalam waktu dekat, mulai hari-hari ini.