Bus Kurnia

Oleh: Dahlan Iskan

Bus Kurnia
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tidak hanya kata-kata. Sang jenderal juga menulis oret-oret: jangan ada yang ganggu bus-bus miliknya.

Himawan lantas meminta agar bus itu ditambah kata Siliwangi di depan nama lamanya. Himawan adalah Pangdam Siliwangi.

Jadilah Siliwangi Antar Nusa (SAN). Tanpa sang jenderal benar-benar memilikinya. Sampai sekarang.

Bus Siliwangi pun tidak disentuh preman. Kurnia menjaga perusahaan itu sebagai generasi kedua. Perubahan demi perubahan ia lakukan.

Salah satu perubahan pelayanan ''zaman baru'' adalah begini: misalkan bus itu mogok. Lalu dipinggirkan. Penumpang tidak perlu berlama-lama berdiri di pinggir jalan yang pengap.

Perusahaan mendatangkan mobil jemputan. Penumpang diangkut ke tempat yang layak. Bisa ke fasilitas umum, ke masjid atau depot terdekat. Atas biaya perusahaan.

AC adalah mutlak. Tempat duduk yang bisa dideglakkan juga wajib. Plus toilet. Video.

Jangan sampai tidak ada: colokan listrik untuk charging handphone.

Bus Siliwangi pun tidak disentuh preman. Kurnia menjaga perusahaan itu sebagai generasi kedua. Perubahan demi perubahan ia lakukan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News