Busyet... 400 ribu orang di Batam Tak Taat Pajak, KKP Batam akan Lakukan Ini

Busyet... 400 ribu orang di Batam Tak Taat Pajak, KKP Batam akan Lakukan Ini
Ilustrasi

Kanvassing yang sekarang, kata Yudi, lebih terstruktur dan terorganisir. Sebelum turun, mereka melengkapi diri dengan data kantor. Data-data yang ada di lapangan pun kemudian diolah dan disandingkan dengan data yang ada di kantor.

Mereka akan mendapatkan data, subjek pajak mana yang belum terdaftar, sudah terdaftar namun tak pernah melapor, sampai pada yang sudah terdaftar tapi tak pernah membayar pajak. Ataupun wajib pajak yang memanipulasi data wajib pajaknya.

Pusat perbelanjaan Nagoya Hill menjadi lokasi komersial pertama yang dikunjungi. Alasannya, pertokoan yang berada di kawasan Nagoya ini merupakan pusat komersial yang besar di Batam. KPP Pratama Batam ingin mengevaluasi kontribusi pajak dari pusat perbelanjaan itu.

Mereka menyisir semua tenan. Baik yang berada di dalam mal, di superblok, hingga ke ruko yang berada di luar bangunan utama mal. "Mungkin ada restoran yang ramai tapi bayarnya kok kecil. Itu kenapa,” ujarnya.

Kawasan komersial, menurut Yudi, merupakan sumber subjek pajak. Misalnya saja, pajak perseorangan, pajak sewa atas bangunan, pajak atas perusahaan, serta pajak atas karyawan. Bukan hanya Batam. Tanjung Balai Karimun, Pekanbaru, dan Tanjungpinang juga menerapkan hal serupa. Penyisiran ini akan dilakukan sepanjang tahun 2015.

“Ini supaya wajib pajak tahu kami dan kami juga tahu mereka. Karena motto Ditjen Pajak tahun ini adalah ‘wajib pajak tahu Ditjen Pajak tahu’,” ujarnya. (ceu/jpnn)


BATAM -  Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Batam harus bekerja keras tahun ini untuk mengumpulkan pajak perseorangan di Batam. Soalnya, dari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News