Butet Suci
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - "Mukjizat itu saya kira fiksi. Ternyata benar-benar ada," ujar Butet Kartaredjasa.
Saya sempat mengobrol dengan raja monolog Indonesia itu sebentar. Di ruang belakang panggung pementasan Tabib Suci. Minggu (20/2) sore lalu. Di gedung kesenian Yogyakarta.
Butet merasa seperti mendapat mukjizat bisa naik panggung lagi, padahal selama dua tahun dia didera sakit seperti tak tersembuhkan.
Waktu saya menengoknya enam bulan lalu, dia masih terbaring di tempat tidur: tidak bisa duduk –apalagi berdiri. Saraf tulang belakangnya bermasalah sangat serius. Sampai infeksi –yang bisa mengancam otak.
"Masih harus pakai tongkat?" tanya saya. Dia memang bertongkat ketika berjalan menghampiri saya.
"Sebenarnya tidak juga, tetapi saya merasa lebih aman pakai tongkat," jawabnya.
Di belakang panggung itulah para pelaku Tabib Suci berhias dan menata diri. Di situ ada Cak Lontong, pelawak intelektual yang mahal itu.
Juga ada Inayah, putri Gus Dur yang memerankan istri penjual cilok kelas gerobak dorong –makanan kecil asli Sunda yang terbuat dari tepung digoreng.