Butuh Investasi Rp 16 Triliun, Menko Luhut Segera Lobi Eropa - UAE

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan akan melobi Eropa dan Uni Emirat Arab (UEA) supaya ikut berinvestasi di Indonesia.
Langkah ini akan ditempuh Menko Luhut memgingat Indonesia membutuhkan investasi yang besar untuk penanaman 600 ribu hektare mangrove dalam empat tahun ke depan.
Luhut juga menyebutkan salah satu anak buahnya, yakni Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan akan ke Abu Dhabi segera diutus melobi Eropa untuk membantu investasi tersebut.
"Karena investasinya sangat besar. Kalau 600 ribu hektare kira-kira hampir Rp16 triliun, dengan angka yang besar dampaknya juga akan besar, makanya kita jangan kerja tanggung-tanggung," kata Luhut.
Hal itu disampaikannya usai melakukan penanaman mangrove bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo di Brebes, Jawa Tengah, Kamis (22/10).
Mantan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ini bahkan mengungkat kekagetan pihak Abu Dhabi yang mengaku hanya memiliki satu spesies mangrove. Sementara Indonesia punya 126 spesies.
Jika luas penanaman mangrove dapat mencapai 600 ribu hektare dalam empat tahun ke depan, kata Luhut, diharapkan akan dapat meningkatkan kepercayaan dunia.
Dia juga menyebut bahwa Bank Dunia sangat mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui pemulihan mangrove.
Menko Luhut Binsar Panjaitan segera mengutus deputinya untuk melobi Eropa agar melakukan investasi di Indonesia.
- Remaja Pembaharu Ashoka Tawarkan Solusi Kreatif Bagi Masalah Sosial dan Lingkungan
- Wujudkan Keberpihakan pada Ekosistem, Pelindo Mulai Restorasi Pesisir Tahap Dua
- Bertemu Menkeu AS, Menko Airlangga Bahas Tarif Resiprokal hingga Aksesi OECD
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia
- LG Batal Investasi Baterai EV di RI, Prabowo Yakin Ada Investasi Negara Lain